Jakarta, tvOnenews.com – Indonesia terus berjuang menempatkan diri sebagai kekuatan akademik regional. Data menunjukkan bahwa meskipun jumlah riset meningkat, tantangan terbesar terletak pada kecepatan dan volume publikasi yang berhasil terakreditasi SINTA (Science and Technology Index) dan terindeks global.
Menjawab urgensi nasional ini, Jurnal Pro di bawah Publikasi Jurnal Profesional, meluncurkan platform terintegrasi yang diklaim mampu memangkas waktu publikasi hingga 50 persen.
Selama ini, proses publikasi seringkali menjadi bottle-neck (leher botol) yang menghambat diseminasi pengetahuan. Proses peer-review yang tidak terstandarisasi dan minimnya transparansi telah memicu keresahan di kalangan dosen yang terikat target kenaikan pangkat fungsional (Jafung).
"Publikasi bukan lagi tentang kesabaran menunggu, tetapi tentang strategi percepatan. Kami melihat proses publikasi sebagai rantai nilai. Jika satu mata rantai lambat, maka seluruh inovasi tertunda. Kami hadir untuk memastikan inovasi dari peneliti Indonesia dapat segera diakses oleh publik dan kolega global," kata Nur Habibah dalam keterangannya, dikutip Sabtu (20/12/2025).
Dalam rangka mendukung agenda peningkatan mutu SDM yang dicanangkan oleh Kementerian terkait, Jurnal Pro menempatkan tiga pilar utama yang sangat relevan dengan kebutuhan real-time akademisi dan kampus:
1, Verifikasi Format Otomatis untuk Zero Rejection Teknis: mengadopsi sistem pre-screening otomatis yang menganalisis format dan tata letak naskah sebelum dikirim ke reviewer. Ini secara drastis mengurangi penolakan naskah akibat faktor teknis, menghemat waktu peneliti yang berharga.
2. Jaringan Reviewer Terkurasi dengan KPI Jelas: bekerja sama dengan jaringan reviewer terkurasi yang terikat Key Performance Indicator (KPI) waktu yang ketat. Sistem ini memastikan bahwa naskah yang masuk segera ditinjau dalam batas waktu yang disepakati, menjaga kualitas ilmiah tanpa menunda proses.
3. Konsistensi Standar SINTA dan Internasional: setiap jurnal yang dikelola oleh Jurnal Pro memiliki komitmen menuju atau telah terakreditasi SINTA, sekaligus menerapkan standar pengindeksan global (seperti SCOPUS).
Hal ini menjamin bahwa publikasi yang dilakukan oleh peneliti akan valid dan bernilai tinggi untuk kebutuhan akademik dan karir.
"Kami mengundang seluruh akademisi dan institusi untuk berkolaborasi. Saatnya kita beralih dari proses manual yang lamban ke solusi digital yang profesional," tutup Nur Habibah.



