Ahli Gizi Sebut Program MBG Efektif Tekan Kebiasaan Anak Jajan Sembarangan

metrotvnews.com
2 jam lalu
Cover Berita

Jakarta: Perilaku konsumsi anak-anak sekolah kini mulai mengalami perubahan positif seiring berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama hampir satu tahun terakhir. Transformasi kebiasaan makan ini berdampak langsung pada perbaikan profil kesehatan siswa, yang terlihat nyata dari peningkatan status gizi serta normalisasi Indeks Massa Tubuh (IMT) penerima manfaat MBG di berbagai daerah.

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, Prof. Ikeu Tanziha mengungkapkan kehadiran MBG menjadi solusi bagi masalah jajan sembarangan yang kerap menghantui kesehatan anak-anak dan remaja di Indonesia.

Menurut Prof. Ikeu, MBG memiliki peran unik dalam menyeimbangkan Indeks Massa Tubuh (IMT) peserta didik. Data menunjukkan adanya perbaikan signifikan pada anak yang mengalami masalah gizi.

"Anak-anak yang tadinya masuk kategori kurus sekali, naik menjadi kurus ringan atau bahkan masuk kategori normal. Di sisi lain, anak dengan kelebihan berat badan (overweight) mengalami penurunan IMT menuju berat ideal," jelas Prof. Ikeu dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 20 Desember 2025.

Fenomena ini terjadi karena rasa kenyang yang didapatkan dari porsi MBG yang terukur. "Karena mereka merasa kenyang dengan makanan bergizi, keinginan untuk jajan sembarangan yang tinggi garam, gula, dan lemak (GGL) jadi berkurang drastis," tambah dia.
  Baca juga: Kemenkeu Catat Serapan MBG Rp52,9 Triliun, Penerima Capai 50,7 Juta Orang

(Ilustrasi program makan bergizi gratis. Foto: MGN/Husni Nursyaf)
  Edukasi dalam 'Ompreng MBG'
Lebih dari sekadar membagikan makanan, Prof. Ikeu menekankan setiap paket MBG yang diterima siswa mengandung nilai edukasi yang besar. Program ini mengajarkan prinsip Gizi Seimbang secara langsung di kepada anak-anak kita.

"Setiap makanan dalam ompreng itu bukan sekadar makanan, tapi ada nilai edukasinya. Anak-anak belajar bahwa makanan yang baik harus terdiri dari karbohidrat, dua sumber protein hewani dan nabati, serta sayur dan buah," papar dia.

Edukasi ini dinilai sangat krusial bagi kelompok remaja. Prof. Ikeu menyoroti masalah body image di kalangan remaja yang sering kali melakukan diet ketat karena merasa gemuk padahal berat badannya normal, sehingga berujung pada kekurangan gizi. MBG hadir untuk meluruskan persepsi tersebut sehat adalah tentang keseimbangan nutrisi dan aktivitas fisik, bukan sekadar membatasi makan.

"Tujuan besar MBG adalah pemenuhan gizi nasional dan perbaikan perilaku konsumsi. Jika gizinya terpenuhi dan anak-anak sehat, secara otomatis capaian pendidikan mereka juga akan lebih tinggi," tutur Prof. Ikeu.

Hingga saat ini, program MBG telah menjangkau hampir 60 juta penerima manfaat, mulai dari pelajar, balita, hingga ibu hamil dan menyusui. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun, program ini telah tersebar di 38 provinsi dan 7.022 kecamatan.

Tak hanya soal kesehatan, infrastruktur pendukung program ini juga menggerakkan ekonomi nasional. Dengan beroperasinya 14.773 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), telah menyerap lebih dari 500 ribu tenaga kerja.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kemendikti Anggarkan Lebih dari Rp 100 Miliar untuk Riset
• 4 jam lalukumparan.com
thumb
Persija Jakarta Ngebet Geser Borneo FC, 3 Poin Lawan Semen Padang Wajib Didapat
• 9 jam lalugenpi.co
thumb
Risma Minta Pemerintah Tidak Pilih-Pilih Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera
• 19 jam lalukompas.tv
thumb
BI Balikpapan Siapkan Uang Rp1,77 Triliun Sambut Nataru
• 16 jam lalubisnis.com
thumb
Menurunkan Panas Jakarta dari Bawah Jalan Layang, Peran Kebun Kolong Flyover
• 20 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.