jpnn.com, BENGKULU - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD Republik Indonesia (DPD RI) Sultan Baktiar Najamudin mengatakan pihaknya memberikan perhatian dan dukungan penuh terhadap pengembangan hilirisasi semua komoditas perkebunan unggulan yang dicanangkan Pemerintah.
Hal ini disampaikan mantan ketua HIPMI Bengkulu itu saat melakukan kunjungan ke perkebunan Kopi Rakyat di desa Air Dingin Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu pada Jum'at petang (19/12).
BACA JUGA: Bupati Kepayang Keluhkan Jalan Rusak dan Minta Bangun Sekolah Rakyat, Sultan Langsung Hubungi Kementerian PU & Kemensos
Di sela-sela masa resesnya, mantan wakil Gubernur Bengkulu itu bertemu dengan kelompok masyarakat petani kopi di salah satu desa di pedalaman Lebong meski dengan menumpangi sepeda motor.
“Permintaan kopi Indonesia di pasar global terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, sementara kebutuhan dalam negeri sangat tinggi. Kopi bisa menjadi komoditas yang efektif berkontribusi pada devisa Negara," ujar Sultan saat memberikan keterangan kepada awak media.
BACA JUGA: Jelas! PBNU Terbagi 2 Kelompok, Kramat Vs Sultan
Menurutnya, kopi memiliki keunggulan masa penyimpanan yang lama dan diminati oleh banyak negara.
Di sisi lain, mayoritas perkebunan kopi dikembangkan oleh masyarakat, dibandingkan korporasi.
BACA JUGA: Pecah!!! Rapat Pleno PBNU Sultan Dianggap Tidak Sah
"Kami mengapresiasi langkah Pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang memberikan atensi serius pada komoditi kopi. Kami di DPD RI merasa harus memberikan perhatian Dan semangat kepada para petani yang menjadi motor utama produksi kopi Nasional," ujarnya.
Lebih lanjut, Sultan mendorong agar Pemerintah daerah dan petani kopi perlu mengembangkan Intesifikasi komoditi kopi secara komunal berbasis Koperasi. Koperasi Merah Putih harus menjadikan Kopi sebagai komoditas andalan.
“Intensifikiasi kopi perlu dilakukan agar hasil panen petani meningkatk Dan sesuai dengan standard kebutuhan industry dan pasar ekspor. Produktivitas kopi kopi Masih kalah dengan Vietnam,” ujar Sultan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari


