FAJAR, MAKASSAR — Angin segar akhirnya berhembus bagi sepak bola Sulawesi Selatan. Setelah lama dinanti, proyek pembangunan Stadion Sudiang—yang digadang-gadang menjadi markas masa depan PSM Makassar—resmi memiliki pemenang tender. Per Jumat, 19 Desember 2025, PT Waskita Karya (Persero) Tbk ditetapkan sebagai pemenang lelang dengan nilai penawaran mencapai Rp 637.155.613.120.
Penetapan ini menjadi titik terang bagi percepatan pembangunan stadion bertaraf internasional yang selama bertahun-tahun hanya menjadi wacana. Waskita Karya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jalan MT Haryono Kav.10, Cawang, Jakarta Timur, dipercaya menjadi kontraktor utama proyek strategis tersebut.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan, Suherman, menyambut positif penetapan pemenang tender ini. Menurutnya, langkah tersebut menandai fase penting dari proses panjang pembangunan stadion kebanggaan masyarakat Sulsel.
“Tentu dengan adanya pemenang tender kami senang, karena sudah ada titik terang percepatan pembangunan stadion itu berlanjut. Sesuai harapan kita bersama,” ujar Suherman, Sabtu (20/12).
Meski telah ditetapkan sebagai pemenang, proses masih harus melewati masa sanggah. Jika tidak ada keberatan dari peserta lain, tahapan berikutnya adalah penandatanganan kontrak dan persiapan teknis menuju pelaksanaan konstruksi. Urusan groundbreaking atau peletakan batu pertama sepenuhnya diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) sebagai penanggung jawab utama proyek.
Nama Waskita Karya sendiri bukan pemain baru dalam pembangunan infrastruktur olahraga nasional. Salah satu proyek yang menjadi catatan penting adalah renovasi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur—kandang Arema FC. Waskita Karya mendapatkan paket pekerjaan renovasi stadion tersebut dengan nilai kontrak sebesar Rp 332 miliar.
Director of Operation I & QSHE Waskita Karya, I Ketut Pasek Senjaya Putra, sebelumnya menjelaskan bahwa renovasi Stadion Kanjuruhan dilakukan setelah Kementerian PUPR melakukan evaluasi teknis menyeluruh. Hasil evaluasi menyebutkan bahwa stadion tersebut belum sepenuhnya memenuhi standar teknis bangunan gedung dan belum memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Stadion Kanjuruhan sendiri berdiri di atas lahan seluas 21,5 hektare dengan luas bangunan mencapai 3,4 hektare. Setelah direnovasi, stadion tersebut didesain untuk menampung 21.734 penonton, terdiri dari area VVIP dengan sofa untuk delapan orang dan 100 kursi tambahan, VIP sebanyak 2.560 kursi, serta 18.918 kursi kelas ekonomi. Proyek tersebut menjadi salah satu contoh bagaimana Waskita Karya menggarap stadion dengan pendekatan standar keselamatan modern dan kenyamanan penonton.
Jejak pengalaman inilah yang kini menjadi salah satu alasan kepercayaan pemerintah pusat dan daerah kepada Waskita Karya untuk mengerjakan Stadion Sudiang. Dalam proses tender, Waskita Karya berhasil mengungguli lima perusahaan besar lainnya, yakni PT Sinar Cerah Sempurna, PT Pembangunan Perumahan, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, dan PT Nindya Karya.
Pembangunan Stadion Sudiang sendiri memiliki nilai anggaran total sebesar Rp 674.952.980.000 atau sekitar Rp 674,9 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan secara multiyears. Pada tahun 2025, alokasi dana mencapai Rp 96.042.246.000. Kemudian pada tahun 2026 sebesar Rp 454.982.115.000, dan sisanya pada tahun 2027 sebesar Rp 123.928.619.000.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menyiapkan lahan seluas 15 hektare untuk proyek ini. Dari total tersebut, sekitar 7 hektare akan digunakan untuk bangunan utama stadion, sementara sisanya diperuntukkan bagi fasilitas penunjang seperti area parkir, ruang komersial, dan infrastruktur pendukung lainnya. Stadion Sudiang dirancang berkapasitas sekitar 27 ribu penonton dengan konsep single seat di seluruh tribun—sebuah standar yang sejalan dengan regulasi stadion modern dan internasional.
Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, turut mengajak masyarakat untuk mendukung penuh pembangunan stadion ini. Ia menegaskan bahwa Stadion Sudiang bukan sekadar fasilitas olahraga, melainkan simbol kemajuan dan kebanggaan daerah.
“Insya Allah dalam waktu dekat, setelah informasi final keluar dan seluruh proses administrasi rampung, kita akan melaksanakan groundbreaking,” ujar Fatmawati.
Bagi PSM Makassar, kehadiran Stadion Sudiang memiliki makna strategis. Stadion ini diproyeksikan menjadi markas utama Juku Eja di masa depan, sekaligus menjawab kebutuhan akan stadion representatif yang sesuai standar nasional dan internasional. Lebih dari itu, stadion ini diharapkan menjadi pusat aktivitas olahraga dan ekonomi baru di Makassar.
Dengan rekam jejak Waskita Karya dalam proyek stadion besar seperti Kanjuruhan, publik Sulawesi Selatan menaruh harapan besar agar pembangunan Stadion Sudiang berjalan tepat waktu, berkualitas, dan mengutamakan aspek keselamatan. Jika semua berjalan sesuai rencana, Sudiang bukan hanya menjadi rumah baru PSM Makassar, tetapi juga tonggak baru sejarah sepak bola Sulsel. (uca)





