jpnn.com, PELALAWAN - Upaya pemulihan kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) resmi dimulai.
Penumbangan pohon sawit ilegal di dalam kawasan taman nasional menjadi tonggak awal pengembalian fungsi hutan sebagai habitat satwa liar dan penyangga ekosistem penting di Provinsi Riau.
BACA JUGA: Mandala Fondation Mengapresiasi Polda Riau Menangkap 2 Cukong Perambah Hutan TNTN Â
Langkah bersejarah ini berlangsung di Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Sabtu (20/12).
Disaksikan langsung oleh Raja Juli Antoni, Ossy Dermawan, Kapolda Riau Herry Heryawan, Plt Gubernur Riau SF Hariyanto, serta Pangdam XIX/Tuanku Tambusai Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo.
BACA JUGA: Tuntut Penuntasan Kasus Lahan, Warga TNTN Geruduk Kejati Riau
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat Desa Bagan Limau yang secara sukarela melepaskan hak atas lahan mereka yang berada di dalam kawasan TNTN.
Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk rekonsiliasi dan solusi bersama yang mengedepankan prinsip keadilan bagi negara dan masyarakat.
BACA JUGA: Kabar Duka, Anak Gajah âTariâ Adik Domang di TNTN Ditemukan Mati
“Apa yang terjadi hari ini menjadi teladan bagi daerah lain. Ini bukan permusuhan dengan masyarakat, tetapi upaya mengembalikan fungsi taman nasional ke porsinya sebagai hutan konservasi,” tegas Raja Juli.
Dalam program tersebut, tercatat sebanyak 227 kepala keluarga (KK) secara resmi melepaskan hak atas lahan seluas sekitar 633 hektare yang berada di dalam kawasan TNTN kepada negara.
Pemerintah memastikan hak dan penghidupan masyarakat tetap menjadi perhatian utama, dengan menyiapkan skema relokasi yang aman dan legal.
Relokasi dilakukan ke luar kawasan taman nasional, disertai penerbitan izin Hutan Kemasyarakatan (HKm) bagi tiga kelompok tani.
Langkah ini diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat, sekaligus memulihkan habitat alami satwa liar seperti gajah, tapir, dan rusa.
Penumbangan sawit ilegal tersebut menjadi simbol pelepasan lahan oleh masyarakat dan komitmen bersama untuk menyelamatkan Tesso Nilo.
Kegiatan kemudian ditutup dengan penanaman pohon secara simbolis oleh warga dan para pejabat sebagai tanda dimulainya pemulihan hutan konservasi. (mcr36/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Rizki Ganda Marito



