Presiden Prabowo Subianto menyerahkan kunci rumah program rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Perumahan Pesona Banten, Serang, Banten, pada Sabtu (20/12).
Kegiatan ini merupakan bagian dari akad massal sebanyak 50.030 unit rumah subsidi yang dilakukan secara bauran bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di berbagai daerah di Indonesia.
Penyerahan kunci dilakukan secara simbolis kepada 10 penerima yang berasal dari beragam latar belakang pekerjaan, seperti guru, penyandang tunanetra, tukang pijat, pedagang kopi keliling, pengemudi ojek daring, penjual seblak, prajurit TNI, buruh, dai, nelayan, hingga tukang cukur.
“Hari ini Sabtu, 20 Desember 2025, Saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, secara resmi saya nyatakan akad massal 50.030 unit KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dan serah terima kunci dimulai,” ucap Prabowo dalam acara Akad Massal 50.030 KPR FLPP & Serah Terima Kunci Tahun 2025 di Perumahan Pesona Banten, Serang, Sabtu (20/12).
Lokasi tersebut dipilih setelah melalui sejumlah pertimbangan, salah satunya karena mayoritas unitnya memang dialokasikan untuk rumah subsidi. Sekitar 95 persen hunian di kawasan tersebut diperuntukkan bagi MBR, sementara sisanya merupakan unit komersial.
Dari sisi fisik bangunan, Perumahan Pondok Banten Indah dikembangkan di atas lahan seluas 20 hektare dan masih berpotensi diperluas hingga 60 hektare. Pada tahap awal, pengembang merencanakan pembangunan sekitar 1.600 unit rumah subsidi dan 150 unit rumah klaster.
Adapun rumah subsidi yang ditawarkan memiliki luas bangunan 30 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi. Unit ini dilengkapi dinding ganda untuk meningkatkan privasi penghuni, serta didukung jalan lingkungan yang cukup lebar sehingga memudahkan mobilitas warga.
Selain desain dan kualitas bangunan, kawasan perumahan ini juga memiliki nilai tambah dari sisi lokasi. Perumahan Pondok Banten Indah berada di tepi jalan nasional dan dekat dengan berbagai fasilitas umum, seperti rumah sakit, sekolah, dan pusat kota, sehingga memudahkan akses kebutuhan sehari-hari bagi para penghuni.
Menteri Ara: Rumah Subsidi Bangun Ekosistem Ekonomi BesarMenteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengeklaim program rumah subsidi mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang luas. Menurutnya, kebijakan ini memberikan dampak berantai terhadap perputaran ekonomi di berbagai sektor.
Ia menjelaskan, pembangunan satu unit rumah subsidi rata-rata melibatkan sekitar lima tenaga kerja. Dengan target pembangunan sekitar 350.000 unit rumah subsidi, jumlah tenaga kerja yang terserap diperkirakan dapat mencapai sekitar 1.750.000 orang.
“Ini kebijakan yang benar-benar pro rakyat. Kenapa? Satu rumah subsidi yang ngerjain lima orang, Pak. Kalau satu rumah subsidi lima (orang), 350.000 kali lima sama dengan 1.750.000 orang yang bekerja,” kata pria yang akrab disapa Ara dalam kesempatan yang sama.
Kata Ara, efek ekonomi dari program rumah subsidi juga menjalar hingga ke aktivitas ekonomi skala rumah tangga. Ia menyebut, keberadaan rumah subsidi kerap mendorong munculnya usaha kecil, seperti penjualan makanan, yang bahan bakunya diperoleh dari pasar tradisional.
“(Mereka) ambil telur, ayam, dari pasar. Ujungnya pasti (membantu) petani dan lain-lain,” lanjutnya.
Selain itu, ia menekankan pembangunan rumah subsidi selalu diiringi denga pergerakan logistik dan distribusi material bangunan. Aktivitas pengangkutan bahan bangunan dari toko material melibatkan banyak pihak, mulai dari sopir hingga kernet, yang turut menggerakkan roda ekonomi.
“Di toko material itu ada sekitar 180 barang industri. Semen, pasir, kaca, aluminium, car, keramik. Ujungnya adalah pabrik. Ini ekosistem yang luar biasa,” ucap Ara.
Ada 29 Juta Warga RI Belum Punya RumahPresiden Prabowo juga sempat menyinggung besarnya tantangan pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat Indonesia. Ia menyebut, hingga saat ini masih terdapat puluhan juta warga yang belum memiliki hunian layak.
“Hari ini saya merasa gembira walaupun saya sadar perjalanan masih jauh, cita-cita kita masih jauh 29 juta rakyat kita masih belum punya rumah,” kata Prabowo.
Prabowo pun menegaskan persoalan perumahan rakyat memerlukan kerja keras dan sinergi seluruh jajaran pemerintah agar program rumah subsidi dapat terus diperluas dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
“Jadi, Pak Ara kerja keras, semua menteri kita kompak kita cari jalannya kalau ada kehendak, pasti ada jalan,” ujarnya.




