Kerugian ekonomi global akibat bencana alam diproyeksikan mencapai USD220 miliar atau sekitar Rp3.600 triliun pada 2025.
IDXChannel - Kerugian ekonomi global akibat bencana alam diproyeksikan mencapai USD220 miliar atau sekitar Rp3.600 triliun pada 2025.
Dilansir dari AFP pada Minggu (21/12/2025), angka tersebut lebih rendah 33 persen dibandingkan tahun lalu.
Menurut raksasa reasuransi Swiss Re, total kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam diperkirakan mencapai USD107 miliar pada 2025, turun 24 persen dari tahun sebelumnya.
"Penurunan tersebut disebabkan oleh musim badai yang jauh lebih ringan di Atlantik Utara dibandingkan 2024," kata Swiss Re yang bertindak sebagai penanggung asuransi bagi perusahaan asuransi.
"Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, tidak ada badai yang mendarat di pantai Amerika Serikat (AS)," kata Swiss Re dalam sebuah pernyataan.
Musim badai tahun ini mencatat 13 badai tropis yang diberi nama, termasuk tiga badai Kategori 5: Erin, Humberto, dan Melissa.
Badai paling merugikan pada 2025 adalah Badai Melissa, yang menghancurkan Jamaika dan berdampak pada Haiti dan Kuba.
Meskipun demikian, tidak satu pun dari badai ini mendarat di Amerika Serikat, yang menjelaskan mengapa biaya keseluruhan jauh lebih rendah.
Sementara itu, Asia Tenggara mengalami banjir yang parah pada November, khususnya di Vietnam, Thailand, dan Indonesia, meskipun Swiss Re belum memberikan perkiraan kerugian pada tahap ini.
"Memperkuat pencegahan, perlindungan, dan kesiapan sangat penting untuk melindungi nyawa dan harta benda," kata kepala ekonom grup Swiss Re Jerome Jean Haegeli. (Wahyu Dwi Anggoro)



