Mendiktisaintek: Politeknik Bukan Pilihan Kedua, Tapi Strategi Utama Cetak Tenaga Kerja Global

pantau.com
3 jam lalu
Cover Berita

Pantau - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa politeknik bukan sekadar pilihan kedua, melainkan strategi utama dalam mencetak lulusan berkualitas yang siap bersaing secara global.

Pernyataan ini disampaikan dalam Lokakarya Nasional bertajuk Peluang dan Tantangan Tenaga Kerja Terampil Indonesia untuk Bekerja di Luar Negeri yang digelar di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Sabtu (20/12/25).

"Politeknik itu institusi pencetak skilled labor, yang siap bersaing dengan talenta dari negara lain seperti India atau China. Jadi bukan pilihan kedua. Maka kita harus pastikan potensi skill gap yang terjadi antara kita dengan dunia global dapat diatasi," ujar Brian.

Vokasi Jadi Ujung Tombak Pembangunan SDM

Menteri Brian menekankan bahwa penguatan pendidikan vokasi harus berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan kompetensi tenaga kerja nasional.

"Kita ingin menunjukkan kualitas SDM Indonesia sejajar dengan SDM negara maju. Pendidikan kita harus mampu melahirkan lulusan yang kompeten, profesional, dan percaya diri," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pendidikan tinggi, khususnya vokasi, harus membuktikan kualitasnya di tingkat global melalui pembelajaran berbasis praktik baik (best practices), penguasaan bahasa dan komunikasi, sertifikasi kompetensi yang kredibel, serta penguatan jejaring dengan industri.

"Langkah ini penting untuk memastikan lulusan pendidikan tinggi vokasi memiliki kesiapan yang matang dan berkelanjutan," tambahnya.

Brian juga menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen penuh mendukung pendidikan vokasi dan akan menyesuaikan regulasi berdasarkan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Dorong Sertifikasi Domestik dan Brain Circulation

Sertifikasi kompetensi sebagai syarat utama memasuki pasar kerja global akan dimaksimalkan pelaksanaannya di dalam negeri.

Ia juga mengangkat konsep brain circulation, yaitu menempatkan lulusan vokasi Indonesia di berbagai negara untuk mendapat pengalaman, lalu menarik mereka kembali untuk membangun industri strategis nasional.

"Kita terbangkan putra-putri terbaik bangsa di bidang terapan ke seluruh dunia. Di sana mereka mendapatkan pengalaman, value. Ketika kita mau membangun industri strategis, mereka kita panggil pulang. Itu yang saya namakan brain circulation, dan itu harus disiapkan oleh pendidikan tinggi vokasi," tegasnya.

FDPNI Siap Kawal Transformasi Vokasi

Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri se-Indonesia (FDPNI), Ahyar M. Dyah, menyatakan bahwa politeknik negeri di Indonesia telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.

"FDPNI pun siap mendukung penuh upaya mempersiapkan lulusan dari pendidikan tinggi vokasi untuk dapat bekerja menembus pasar kerja global dan mengawal keberlanjutan program tersebut sebagai bagian dari transformasi pendidikan tinggi vokasi di Indonesia," ujarnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Letusan Capai 1,2 Kilometer dan PVMBG Keluarkan Peringatan Siaga
• 4 jam lalupantau.com
thumb
Padelbro Celebrity Padel Competition 2025: Satukan Olahraga, Selebriti, dan Gaya Hidup Sehat
• 15 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Saran dan Nasihat Syamsir Alam buat Pemain Muda yang Ingin Meneruskan Karier ke Luar Negeri
• 12 jam lalubola.com
thumb
Prospek Saham PTBA, ITMG hingga ADRO Jelang Penerapan DME, Mana yang Menarik?
• 19 jam lalukatadata.co.id
thumb
2 Jaksa HSU Diduga Terima Uang Rp 1,13 Miliar dari Kasus Pemerasan
• 18 jam lalumerahputih.com
Berhasil disimpan.