Marc Marquez pembalap Ducati menilai musim MotoGP 2026 akan menjadi periode bursa pembalap paling rumit sepanjang kariernya. Ia menyebut dinamika pasar pada musim tersebut akan jauh lebih sulit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dilansir dari Crash, Marquez sudah mengenal kerasnya negosiasi kontrak sejak awal kariernya di kelas utama. Pada 2012, saat masih membalap di Moto2, ia telah dipastikan naik ke MotoGP untuk menggantikan Casey Stoner di Repsol Honda pada musim berikutnya.
Sepanjang dekade 2010-an, proses perpanjangan kontraknya relatif mulus seiring kesuksesan besar yang diraih bersama Honda.
Situasi berubah ketika performa Honda merosot pada awal 2020-an. Kondisi tersebut mendorong Marquez mengakhiri lebih awal kontrak jangka panjangnya dengan HRC pada 2023 dan bergabung dengan Gresini.
Setahun berselang, ia melangkah ke tim pabrikan Ducati untuk musim 2025, sebuah keputusan yang juga memerlukan upaya ekstra agar Ducati memilihnya dibandingkan Jorge Martin.
Kesuksesan besar yang kembali diraih Marquez musim ini menempatkannya lagi pada posisi kuat di pasar pembalap, meski usianya mendekati 33 tahun. Momentum tersebut menjadi krusial karena MotoGP akan memasuki era baru pada 2027, ditandai dengan perubahan regulasi teknis besar-besaran.
Mulai 2027, MotoGP akan memberlakukan larangan perangkat pengatur ketinggian motor, memangkas ukuran sayap aerodinamis, serta menurunkan kapasitas mesin dari 1.000 cc menjadi 850 cc. Perubahan ini disebut sebagai salah satu yang terbesar sejak regulasi baru diberlakukan pada 2002.
Marquez memiliki pengalaman menghadapi masa transisi aturan, salah satunya pada 2016 ketika Magneti Marelli menjadi pemasok ECU tunggal dan Michelin menggantikan Bridgestone sebagai penyedia ban. Saat itu, mayoritas pabrikan memilih mempertahankan susunan pembalap demi menjaga stabilitas teknis di tengah perubahan besar.
Berbeda dengan situasi tersebut, tahun 2027 justru bertepatan dengan berakhirnya kontrak banyak pembalap papan atas, termasuk kontrak Marquez bersama Ducati Lenovo yang selesai pada akhir musim 2026. Kondisi ini membuat tim dan pembalap sama-sama memiliki kebebasan memilih arah, tetapi juga dihadapkan pada ketidakpastian performa motor di era baru.
Marquez menilai sulit bagi pembalap untuk menentukan pilihan terbaik karena belum ada jaminan pabrikan mana yang akan paling kompetitif setelah regulasi berubah. Menurutnya, keputusan pada musim 2026 akan lebih banyak ditentukan oleh insting dibandingkan kalkulasi teknis semata.
“Musim 2026 akan sangat menarik, bukan hanya di lintasan, tetapi juga di luar lintasan, di paddock,” ujar Marquez. Ia menegaskan bahwa situasi ini akan menjadi pasar pembalap tersulit yang pernah ia hadapi di MotoGP.
Meski demikian, Marquez menegaskan ambisinya tidak berubah. Selama masih merasa mampu bersaing memperebutkan gelar juara dunia, ia akan terus membalap. Baginya, tekanan untuk tetap kompetitif adalah bagian tak terpisahkan dari tujuan utama seorang pembalap di MotoGP. (saf/iss)



