Satwa Dilindungi Terekam Berada di Tebet Eco Park

kompas.id
5 jam lalu
Cover Berita


JAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 70 siswa dari 30 sekolah menengah atas di Jakarta, Depok, Bogor dan Tangerang mendata biodiversitas di Kawasan Tebet Eco Park. Pendataan ini digulirkan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Dari hasil pendataan ditemukan keberadaan satwa dilindungi di taman ini.  

Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna, Minggu (21/12/2025), mengatakan, Tebet Eco Park dipilih menjadi lokasi kegiatan karena merupakan taman kota yang memiliki luas area yang cukup besar yakni mencapai 7,3 hektar. Dengan area seluas itu, Tebet Eco Park berpotensi besar menjadi habitat berbagai jenis fauna burung serta amfibi dan reptil.

Selain itu, taman kota yang telah direvitalisasi pada 2021 dan resmi dibuka kembali pada April 2022 ini berada di lokasi yang sangat strategis. Tebet Eco Park juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang cocok untuk kegiatan edukasi dan penyadartahuan bagi warga.

Dua kawasan taman yang awalnya terpisah dan berseberangan, yakni Taman Tebet Utara dan Taman Tebet Selatan, kini telah menjadi satu taman terpadu yang mengusung konsep harmonisasi antara fungsi ekologi, sosial, edukasi dan rekreasi.

“Oleh karenanya, amat penting dilakukan pendataan potensi biodiversitas seperti jenis-jenis burung, amfibi dan reptil sebagai bahan monitoring dan evaluasi untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di taman tersebut” ujar Dolly.

Baca JugaTebet Eco Park Masih Menjadi Tujuan Favorit Warga Menikmati Liburan

Dia menambahkan, keberadaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan seperti Tebet Eco Park ini dapat dijadikan sebagai laboratorium alam, tempat menimba ilmu bagi pelajar khususnya bidang biologi. Selain itu, keberadaan satwa liar ini sangat membantu dalam mendukung terjadinya keseimbangan ekosistem di area taman kota tersebut.

Berdasarkan Dokumen Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Provinsi DKI Jakarta Tahun 2025-2029, setidaknya terdapat 25 jenis burung, 2 jenis amfibi dan 3 jenis reptil yang berhasil dijumpai di Tebet Eco Park. Data tersebut perlu dimutakhirkan setiap waktu untuk mengetahui apakah terjadi perubahan terhadap keberadaan jumlah masing-masing jenis tersebut.

Satwa liar seperti burung, amfibi dan reptil memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan ekosistem. Misalnya, burung dapat membantu dalam penyebaran biji (seeds dispersal). Amfibi dan reptil berperan penting sebagai pengendali hama alami (serangga hama dan tikus). Selain itu, burung, amfibi dan reptil dapat menjadi indikator baik atau tidaknya kualitas lingkungan (bioindikator) dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Baca JugaParkir Liar di Tebet Eco Park, Pentil Kendaraan Dicabut hingga Diangkut secara Paksa

Seiring pesatnya pembangunan, burung, amfibi dan reptil menghadapi tantangan dan ancaman seperti kehilangan habitat, perburuan dan perdagangan secara ilegal. Belum lagi risiko pencemaran lingkungan, perubahan iklim global, serta kerusakan ekosistem yang berdampak pada produktivitas dan kesehatan habitat mereka.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kawasan Tebet Eco Park pada Sabtu, (20/12/2025) dari pukul 07.00 – 10.00 WIB, didapatkan 20 jenis burung, 1 jenis amfibi dan 8 jenis reptil. Dari 20 jenis burung yang berhasil diidentifikasi, terdapat 1 jenis burung, yaitu burung betet biasa (Psittacula alexandri) yang masuk ke dalam kategori burung yang dilindungi.

Berdasarkan daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), terdapat 2 jenis burung, yaitu burung betet biasa (Psittacula alexandri) berstatus Near Threatened/NT atau hampir terancam punah dan burung kerak kerbau (Acridotheres javanicus) berstatus Vulnerable/VU atau rentan terhadap kepunahan.

Target 30 persen

Keberadaan ruang terbuka hijau sangat diperlukan bagi keseimbangan ekosistem. Hingga 2025, luas ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta tercatat 35,99 kilometer persegi atau sekitar 5,45 persen dari total wilayah seluas 660,98 km persegi. Angka ini masih jauh dari target 30 persen yang diamanatkan dalam undang-undang. Pemerintah DKI Jakarta tengah menambah cakupan RTH melalui pembangunan taman-taman baru dan revitalisasi taman eksisting.

Data terbaru menunjukkan, Jakarta Timur memiliki proporsi RTH terbesar, yakni 24,51 persen dari total RTH, diikuti Jakarta Selatan (23,63 persen), Jakarta Utara (19,49 persen), Jakarta Pusat (11,76 persen), Jakarta Barat (10,09 persen), dan sisanya tersebar di area lain. Jenis RTH ini meliputi taman kota, taman lingkungan, taman interaktif, jalur hijau, hutan kota, pemakaman, dan lainnya.

Taman-taman yang menjadi bagian dari RTH juga terus ditambah jumlahnya. Dinas Pertamanan dan Hutan Kota sedang membangun 23 taman dengan total luas 6,73 hektar, dan DPRD Jakarta telah mendorong pemerintah memaksimalkan aset tanah untuk pengembangan RTH.

Gubernur Jakarta Pramono Anung pun menilai taman kota sebagai tempat yang penting dalam menghadirkan ruang publik yang hidup, aman, dan inklusif bagi warga. Di taman Kota, warga juga dapat berekspresi dan beraktivitas kapan pun.

Sebagai wujudnya, beberapa taman kota dibuka 24 jam seperti Taman Menteng, Taman Lapangan Banteng, Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Literasi Marta Christina Tiahahu. Awalnya, Tebet Eco Park akan dibuka 24 jam, namun karena ditentang warga, taman kota ini dibuka sampai 22.00 WIB.

Pramono ingin menjadikan taman kota sebagai instrumen pemerataan akses ruang hijau dan sarana mendidik warga, terutama anak-anak dari keluarga prasejahtera, agar mereka memiliki mimpi dan akses pada ruang pengetahuan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
DKI Jakarta Jajaki Investasi di Sektor Pertanian Sulawesi Selatan
• 22 jam lalurepublika.co.id
thumb
Mensos Tinjau Dapur Umum di Sibolga, Pastikan Suplai Makanan Korban Banjir
• 7 jam lalukumparan.com
thumb
Transjakarta Imbau Penumpang Melapor jika Alami Ketidaknyamanan di Bus
• 4 jam lalukompas.com
thumb
BMKG: Sebagian Jakarta Diperkirakan Hujan pada Minggu Siang dan Malam
• 13 jam lalukatadata.co.id
thumb
Empati untuk Korban Banjir Aceh dan Sumatera, Pramono Putuskan Jakarta Tanpa Euforia Tahun Baru
• 6 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.