REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (kemenkes) menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Bali untuk penelusuran kasus lebih lanjut dua warga Indonesia (WNI) di Rumania. Hal itu menyusul kabar tentang penemuan dua pekerja spa asal Indonesia merupakan penderita kusta di Cluj, Rumania.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengatakan, pihaknya melalui International Health Regulation National Focal Point (IHR NFP) mendapat notifikasi kasus kusta dari IHR NFP Rumania pada awal Desember 2025. Hal itu setelah dilaporkan muncul kasus kusta pertama di negeri itu dalam 44 tahun terakhir.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- Rumania Geger, Ditemukan Penyakit Kusta Pertama Disebar WNI
"Dari notifikasi tersebut, diketahui terdapat dua orang WNI, yang bekerja di Rumania, dengan status suspek infeksi lepra atau kusta. Kasus indeks (kasus awal positif) berasal dari ibu kedua WNI tersebut, yang berdomisili di Bali," kata Ajidi Jakarta, belum lama ini.
Dia mengonfirmasi, saat ini sang ibu dalam perawatan dan dalam kondisi baik. Aji menyebut, kedua WNI direncanakan segera kembali ke Indonesia untuk mendapatkan pengobatan di Indonesia.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
"IHR NFP Indonesia dan Rumania terus melakukan koordinasi untuk penanganan kasus kusta tersebut," ucap Aji.
Dia juga mengungkapkan, secara nasional, terdapat 10.450 kasus kusta per 12 November 2025. Kasus terbanyak ditemukan di Provinsi Jabar, Jatim, dan Jateng.
Aji mengingatkan masyarakat untuk mengenali gejala kusta. Di antaranya, bercak kulit yang mati rasa, tidak gatal, mengkilap/kering bersisik, lepuh atau luka tidak nyeri pada tangan atau kaki, kesemutan, dan nyeri pada anggota gerak.
"Kusta tidak mudah menular dan bisa sembuh total bila diobati sejak dini. Jika mengalami gejala kusta, segera datang ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk ditangani," ucap Aji.
Menurut dia, pengobatan kusta gratis di puskesmas dan harus tuntas. Aji berpesan ke masyarakat untuk tidak memberikan stigma dan diskriminasi pada para penderita karena dapat mengganggu upaya penemuan dan pengobatan kasus.


