Kemenangan Malut United Atas PSM Makassar Dinilai Kontroversial , Greg Nwokolo: Mulai Lawak Parah Liga Ini

harianfajar
7 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, MAKASSAR — Kemenangan Malut United atas PSM Makassar pada pekan ke-15 Super League bukan sekadar hasil pertandingan biasa. Laga yang berlangsung di Stadion Gelora B. J. Habibie (GBH), Parepare, Minggu sore, itu menyisakan banyak ceritA. Terutama  dari kontroversi kepemimpinan wasit, 

PSM Makassar harus mengakui keunggulan Malut United dengan skor tipis 0-1. Namun, kekalahan tersebut terasa jauh lebih menyakitkan karena diwarnai keputusan kontroversial yang memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Salah satu momen krusial terjadi ketika wasit sempat menunjuk titik putih untuk PSM, sebelum akhirnya membatalkan keputusan tersebut setelah melakukan pengecekan VAR yang cukup lama.

Keputusan itu sontak memancing kecaman. Banyak pihak menilai pembatalan penalti tersebut janggal dan merugikan PSM Makassar. Sorotan tajam bahkan datang dari mantan pemain tim nasional Indonesia, Greg Nwokolo. Melalui Instastory pribadinya, Greg meluapkan kekesalannya terhadap keputusan wasit.

“Wasit kamu cek apa di VAR 10 min. Jelas itu penalti. Mulai lawak parah liga ini,” tulis Greg, sebuah pernyataan yang langsung menyebar luas di media sosial dan mempertegas kekecewaan publik sepak bola nasional.

Di luar kontroversi tersebut, kekalahan ini kembali membuka fakta pahit bahwa Stadion Gelora B. J. Habibie kini tak lagi menjadi benteng kokoh bagi PSM Makassar. Stadion yang dahulu dikenal angker bagi tim tamu perlahan kehilangan wibawanya. Bukan hanya karena atmosfer tribun yang tak selalu penuh, tetapi juga karena hasil di lapangan yang semakin inkonsisten.

Bermain di hadapan pendukung sendiri, PSM justru kerap terlihat kesulitan mengontrol permainan dan mengamankan poin penuh. Kekalahan dari Malut United seolah menegaskan bahwa status tuan rumah tak lagi menjadi jaminan kemenangan bagi Pasukan Ramang.

Ironisnya, PSM datang ke laga ini dengan modal yang cukup menjanjikan. Dalam tujuh pertandingan kandang terakhir, mereka hanya sekali menelan kekalahan. Lini serang Juku Eja juga tengah produktif, dengan torehan 12 gol dalam lima laga terakhir yang dicetak oleh delapan pemain berbeda. Statistik itu mencerminkan variasi serangan yang cukup merata dan tidak bertumpu pada satu pemain saja.

Namun, semua catatan positif tersebut runtuh hanya dalam waktu dua menit. Malut United membuka keunggulan lewat gol cepat David da Silva pada menit kedua pertandingan. Gol tersebut lahir dari skema serangan awal yang efektif, memanfaatkan kelengahan lini belakang PSM yang belum sepenuhnya siap. Publik Parepare pun terdiam, menyaksikan tim tamu unggul nyaris sejak peluit awal dibunyikan.

Gol kilat itu mengubah dinamika pertandingan. PSM terpaksa bermain dalam tekanan dan mencoba mengambil alih kendali permainan melalui penguasaan bola serta serangan dari berbagai sisi. Akan tetapi, Malut United tampil disiplin dan terorganisasi dengan sangat baik. Mereka tidak panik, justru semakin percaya diri dalam menjaga keunggulan.

Identitas Malut United sebagai tim “jago tandang” kembali terlihat jelas. Efektivitas menjadi senjata utama. Tak perlu banyak peluang, satu gol sudah cukup untuk mengamankan tiga poin. Setelah unggul, mereka bermain rapat di lini belakang, sabar menunggu celah, dan mampu meredam agresivitas PSM hingga peluit akhir.

Keberhasilan ini terasa semakin impresif karena Malut United tampil tanpa dua pemain penting. Gustavo Franca absen akibat akumulasi kartu kuning, sementara Yakob Sayuri harus menepi karena sanksi Komisi Disiplin. Meski demikian, pelatih Hendri Susilo mampu memaksimalkan kedalaman skuadnya dan membuktikan bahwa kekuatan tim tidak bertumpu pada satu atau dua pemain saja.

“Kami fokus ke persiapan tim sendiri. Tim pelatih sudah mempersiapkan segala situasi yang bisa terjadi di pertandingan,” ujar Hendri, yang ucapannya terbukti di lapangan.

Statistik Malut United semakin menegaskan kualitas mereka. Delapan laga terakhir dilalui tanpa kekalahan, dengan enam kemenangan dan dua hasil imbang. Dari tujuh laga tandang terakhir, mereka mencatatkan empat kemenangan, dua imbang, dan hanya satu kekalahan. 

Catatan tersebut menempatkan Malut United sebagai tim dengan poin tandang terbanyak kedua di liga, tepat di bawah Persija Jakarta.

Kekalahan ini membuat posisi PSM Makassar semakin tertahan di papan tengah klasemen. Konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Juku Eja, terutama ketika bermain di kandang sendiri. Sebaliknya, Malut United semakin kokoh di papan atas, bertengger di peringkat keempat dengan 25 poin dari 13 pertandingan, sekaligus menegaskan status mereka sebagai kuda hitam yang patut diwaspadai.

Di tengah panasnya tensi pertandingan dan kontroversi yang menyertainya, Hendri Susilo juga menyampaikan pesan penting mengenai sportivitas. Ia menegaskan bahwa sepak bola harus tetap menjadi ruang yang sehat dan bebas dari ujaran kebencian, termasuk rasisme.

“Keindahan sepak bola tidak boleh dinodai dengan tindakan rasisme. Kita harus saling respek dan lebih dewasa menyikapi permasalahan ini,” tegasnya.

Bagi Malut United, kemenangan ini adalah bukti kematangan tim, kekuatan mental, dan solidnya organisasi permainan. Sementara bagi PSM Makassar, hasil ini menjadi alarm keras. GBH tak lagi angker, dan tanpa fokus sejak menit awal serta konsistensi sepanjang laga, poin demi poin di kandang sendiri akan terus melayang.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hanya Satu Unit di Indonesia, Apa Spesialnya Mercedes-Benz Maybach EQS 680?
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Persebaya diimbangi Borneo FC 2-2
• 23 jam laluantaranews.com
thumb
10 Ribu Ruang Kelas di India Bakal Dipasang Alat Penjernih Udara
• 15 jam laluidntimes.com
thumb
Potret RSUD Aceh Tamiang Kembali Beroperasi Usai Terendam Banjir
• 17 jam laluokezone.com
thumb
Terungkap! Satpam Dalang Pencurian Motor di Apartemen Surabaya, 7 Orang Ditangkap
• 14 jam lalurctiplus.com
Berhasil disimpan.