Musibah memang bisa menjadi teguran sekaligus penghapus dosa, namun tidak berarti semua kesalahan otomatis gugur begitu saja.
Dalam ceramah ini, pertanyaan penting dijawab dengan sangat jelas: bagaimana jika musibah itu terjadi karena ulah manusia sendiri? Apakah dosanya justru bertambah?
Ustadz menjelaskan bahwa Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-An’am ayat 160.
Setiap kebaikan akan dibalas berlipat ganda, sementara setiap keburukan tetap tercatat sebagai dosa sesuai perbuatannya.
Artinya, musibah bisa menghapus dosa bagi orang yang bersabar dan beriman, namun dosa akibat perusakan dan kezaliman tetap menjadi tanggung jawab pelakunya.
Ketika alam dirusak demi kepentingan pribadi atau golongan hutan digunduli, laut dieksploitasi, dan amanah diabaikan maka dampaknya tidak berhenti pada pelaku saja.
Bencana turun tanpa memilih, orang saleh maupun pelaku maksiat bisa sama-sama terkena akibatnya. Inilah yang Allah ingatkan dalam Al-Qur’an: jangan biarkan kezaliman segelintir orang membawa musibah bagi banyak pihak.
Ceramah ini menegaskan bahwa musibah kolektif adalah peringatan keras, bukan hanya untuk individu, tetapi untuk seluruh masyarakat dan pemangku kebijakan.
Karena ketika satu pihak berbuat curang dan merusak, yang lain ikut menanggung akibatnya.
Di akhir penjelasan, jamaah diajak untuk tidak saling menyalahkan, tetapi mengambil peran sesuai kemampuan: menjaga alam, bersikap amanah, dan mengingat bahwa Indonesia adalah negeri besar yang dianugerahkan Allah, sehingga harus dijaga dengan iman, tanggung jawab, dan ketakwaan.
Sahabat Kompas TV,
saksikan video lengkapnya hanya di channel youtube Kalam Hati,
setiap hari Minggu jam 13.00 WIB.
Jangan lupa Like, Comment, and share.
Serta follow akun Instagram kita di: @dikalamhati
Penulis : Mukhammad-Rengga-
Sumber : Kompas TV
- kalam hati
- kalam hati kompas tv
- kajian islami
- ceramah agama
- kultum



