Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengungkapkan kondisi rentan yang dialami para ibu dan perempuan penyintas banjir bandang serta tanah longsor di Sumatra. Cerita itu ia peroleh saat mengunjungi langsung lokasi pengungsian korban bencana.
Arifah mengaku sulit menahan haru ketika berinteraksi dengan para perempuan penyintas. Mayoritas dari mereka berada dalam kondisi rapuh, baik secara fisik maupun psikologis, setelah kehilangan tempat tinggal dan rasa aman.
Menurut Arifah, kepanikan saat bencana membuat banyak ibu tidak lagi memikirkan harta benda. Fokus utama mereka hanya menyelamatkan anak-anak dan anggota keluarga. Bahkan, sebagian perempuan belum sepenuhnya menyadari rumah dan seluruh harta bendanya telah hilang diterjang banjir dan longsor.
“Waktu kami datang itu tanggal 1 Desember, masih banyak ibu-ibu yang kayak tidak percaya bahwa rumahnya itu sudah tidak ada. Jadi ini pendekatan yang dilakukan oleh teman-teman kami di KPPA,” ujar Arifah Fauzi saat sesi Media Briefing, dikutip Minggu (21/12/2025).




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5451657/original/001449200_1766323750-Basarnas.jpeg)
