Di tengah bencana galodo yang melanda Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), kisah perjuangan seorang ibu menjadi perhatian. Fatmawati, warga Nagari Tambang, Kecamatan Sepuluh Koto, harus berjuang menyelamatkan diri saat banjir bandang dan longsor menerjang kampungnya, sembari menahan kontraksi jelang persalinan.
Bayi laki-lakinya, Muhammad Attaki Rapandra, kini tampak sehat meski belum genap berusia satu bulan. Fatmawati mengaku tak pernah membayangkan putra ketiganya lahir di tengah kepanikan menyelamatkan diri dari terjangan galodo. Ketika air sungai mulai meluap, ia dan keluarganya berusaha mengungsi ke rumah ibunya. Namun, sesampainya di sana, kontraksi semakin kuat.
Baca Juga :
Diduga Penyebab Banjir, KLH Segel 5 Tambang di Sumbar
Atas saran bidan desa, Fatmawati harus segera dibawa ke rumah sakit. Namun, akses jalan satu-satunya menuju kampung mereka tertutup material longsor. Sejumlah warga pun akhirnya bergotong royong membopong Fatmawati melewati lumpur untuk menuju ambulans yang sudah menunggu. Ia kemudian dirujuk ke rumah sakit di Padang Panjang dan menjalani operasi caesar.
“Siangnya saya disuruh pergi ke rumah sakit untuk jadwal kontrol. Perjalanan ke rumah sakit jalanannya longsor, tanah lumpur setinggi paha. Masyarakat gotong royong memperbaiki jalan dengan menumpukkan batang kayu. Saya berjalan di atas kayu itu,” ujar Fatmawati.
Saat ini, Fatmawati telah kembali ke rumah dan mendapatkan pendampingan pasca melahirkan dari relawan medis. Menurut dokter relawan, Nerissa Isfa, kondisi fisik Fatmawati dan bayinya sehat.
“Alhamdulillah setelah dilakukan pemeriksaan, bayi dan ibunya dalam keadaan sehat,” katanya.
Namun, kisah bahagia ini hadir di tengah duka warga. Banjir bandang merusak banyak rumah dan memaksa warga mengungsi. Satu orang dilaporkan meninggal dunia saat evakuasi material longsor akibat longsor susulan yang membuat kampung terisolasi.



