FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, kembali bicara terkait persoalan lingkungan hidup.
Kali ini fokusnya pada bekas tambang di Kalimantan yang dianggap terus dibiarkan tanpa penanganan serius.
Secara terbuka, ia meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil langkah tegas terhadap para pemegang konsesi tambang.
“Pak Presiden Prabowo panggil yang punya konsesi,” ujar Susi di X @susipudjiastuti (22/12/2025).
Ia menekankan agar Prabowo berani meminta kepada para pemilik konsesi menghijaukan kembali bekas tambang mereka.
“Minta mereka tutup kembali dan hijaukan!,” tandasnya.
Pernyataan tersebut merespons kabar sekitar 1.700 lubang bekas tambang batubara tersebar di berbagai wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Lubang-lubang tersebut bakal membahayakan keselamatan warga dan menimbulkan dampak lingkungan serius jika tidak segera ditangani secara komprehensif.
Sejumlah pengguna X menganggap persoalan bekas tambang bukan sekadar warisan lama, melainkan masalah akut yang terus berulang akibat lemahnya pengawasan.
Salah satu netizen menyebut bahwa kondisi tersebut memperlihatkan kegagalan negara menertibkan pemegang konsesi yang mengabaikan kewajiban reklamasi.
Netizen lain bahkan mengaitkan lubang bekas tambang dengan bencana ekologis yang kerap terjadi, mulai dari banjir hingga kerusakan ekosistem.
Dalam kolom komentar, ada pula yang menyinggung praktik pembiaran tambang yang hanya menguntungkan segelintir pihak, sementara masyarakat sekitar harus menanggung dampaknya.
Tidak sedikit pula warganet yang mengungkit persoalan penegakan hukum.
Mereka mempertanyakan mengapa kewajiban reklamasi pascatambang kerap tidak dijalankan, padahal sudah diatur secara jelas dalam peraturan perundang-undangan.
Seorang netizen lainnya menuliskan bahwa kerusakan lingkungan akibat tambang tidak bisa dilepaskan dari pilihan kebijakan dan kepemimpinan.
Ia menegaskan bahwa penanganan persoalan tambang semestinya menjadi prioritas pemerintahan mendatang agar tidak terus menelan korban.
Ada pula komentar yang menilai keberanian Susi menyuarakan isu ini sebagai bentuk konsistensi sikap.
Menurut mereka, persoalan lingkungan membutuhkan figur publik yang berani bersuara lantang, bukan sekadar janji politik.
(Muhsin/fajar)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5451596/original/020532100_1766313066-20251221IQ_Persita_Tangerang_vs_Persik_Kediri-7.jpg)


