Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Pembina Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) Hashim Djojohadikusumo membantah keras tudingan yang menyebut Presiden Prabowo Subianto memiliki jutaan hektare kebun sawit di Sumatra maupun wilayah lain di Indonesia.
Hashim menegaskan, isu tersebut tidak benar dan merupakan fitnah yang terus diproduksi serta disebarkan melalui media sosial.
Pernyataan itu disampaikan Hashim saat memberikan sambutan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 GEKIRA di Nusantara Ballroom NT Tower, Jakarta, Minggu (21/12/2025).
“Tidak benar. Pak Prabowo tidak punya satu hektare pun lahan sawit, di Sumatra maupun di mana pun di Indonesia,” tegas Hashim di hadapan kader dan tamu undangan.
Hashim menilai narasi mengenai kepemilikan kebun sawit sengaja dihembuskan untuk merusak reputasi Presiden Prabowo, terutama di tengah langkah pemerintah yang tengah menertibkan sektor sumber daya alam, termasuk penanganan kebun sawit ilegal dan penguasaan lahan oleh negara.
Menurutnya, serangan berbasis disinformasi tersebut tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok tertentu yang merasa terganggu oleh kebijakan penertiban tersebut.
Baca Juga
- Prabowo Turun Tangan Tengahi Polemik Larangan Polisi Isi Jabatan Sipil K/L
- Prabowo Teken PP Upah, Tenggat Gubernur Tetapkan UMP Tersisa 3 Hari
- Prabowo Bakal Terbitkan PP untuk Akhiri Polemik Perpol Nomor 10/2025
“Ini bukan kritik yang sehat, tetapi fitnah yang disebarkan secara sistematis,” ujar Hashim.
Dalam kesempatan itu, Pria yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Iklim itu mengungkapkan bahwa serangan terhadap Presiden Prabowo di media sosial terjadi hampir setiap hari dan mencakup berbagai tuduhan yang dinilainya menyesatkan publik.
“Tiap hari di media sosial itu isinya fitnah. Macam-macam tuduhannya, mulai dari disebut punya kebun sawit, menguasai hacker, sampai dituding bertanggung jawab atas berbagai bencana alam,” katanya.
Dia menegaskan, arus informasi yang tidak terverifikasi di ruang digital berpotensi membentuk opini publik yang keliru apabila tidak disikapi secara kritis.
“Media sosial harus disikapi dengan hati-hati. Banyak kebohongan dan ujaran kebencian,” tegas Hashim.
Hashim pun meminta kader GEKIRA serta Partai Gerindra untuk aktif meluruskan informasi yang beredar dengan menyampaikan fakta secara konsisten dan bertanggung jawab.
“Tolong sebarkan kebenaran. Jangan biarkan fitnah menjadi konsumsi publik setiap hari,” tandas Hashim.




