Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (22/12/2025). Ke depan, rupiah berpotensi terus tertekan seiring dengan tantangan makro ekonomi yang juga dipengaruhi faktor eksternal.
Melansir Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,16% atau 27 poin ke Rp16.777 per dolar AS. Sedangkan, indeks dolar AS ditutup turun 0,05% ke 98,55.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menjabarkan sentimen global yang menyertai pergerakan nilai tukar rupiah. Pertama, kekhawatiran atas ketegangan geopolitik yang kembali meningkat di Timur Tengah mendorong harga minyak global.
"Ketegangan yang kembali meningkat di Timur Tengah dapat mengganggu beberapa produksi minyak di wilayah tersebut," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (22/12/2025).
Sentimen lainnya, pasar menunggu sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis akhir tahun ini, antara lain angka pertumbuhan untuk kuartal ketiga, data pesanan barang tahan lama bulan Oktober serta data produksi industri periode Oktober dan November.
Sementara untuk sentimen dalam negeri, pasar sedang mencermati proyeksi ekonomi nasional ke depan. Menurutnya, kondisi perekonomian Indonesia masih akan menghadapi tantangan besar, baik dari sisi global maupun domestik. Namun, harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap ada meskipun dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan.
Baca Juga
- Rupiah Dibuka Menguat Tipis Hari Ini (22/12), Sentuh Rp16.748,50 per Dolar AS
- Rupiah Ditutup Melemah Sore Ini (19/12) ke Rp16.750 per Dolar AS
- Rupiah Dibuka Menguat Sentuh Rp16.715 per Dolar AS
Lembaga internasional memproyeksi kondisi ekonomi global 2026 tidak akan lebih baik dibandingkan 2025. Menurut Ibrahim, pemerintah perlu mengantisipasi dampak dari perlambatan ekonomi mitra dagang utama Indonesia, meningkatnya ketidakpastian perdagangan internasional, serta dinamika geopolitik global.
Tantangan lainnya, daya tahan perekonomian nasional juga akan diuji dengan pelemahan daya beli kelas menengah, risiko inflasi pangan, serta penurunan investasi asing di luar sektor hilirisasi.
Dengan kondisi yang ada itu, Ibrahim menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 akan berada di kisaran 4,9–5,1%, sedangkan untuk mencapai pertumbuhan di atas 5% perlu dilakukan penguatan sektor manufaktur dan jasa, peningkatan efektivitas stimulus, serta perbaikan tata kelola fiskal.
Ibrahim memprediksi dengan sejumlah sentimen yang ada tersebut, rupiah pada perdagangan esok, Selasa (23/12) akan ditutup melemah.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.770 sampai Rp16.810," pungkasnya.





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5452180/original/069362300_1766389151-1000118988.jpg)