Penulis: Fityan
TVRINews – Sumatra Utara
Progres Cepat Hunian Berteknologi RISHAM Aman.
Harapan baru mulai tumbuh bagi warga terdampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) resmi memulai pembangunan 40 unit hunian sementara (huntara) tahap pertama sejak Jumat 19 Desember 2025.
Pembangunan ini dipusatkan di Dusun Sibalanga Julu, Desa Sibalanga, Kecamatan Adiankoting. Lokasi tersebut berdiri di atas lahan seluas empat hektare yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah setempat untuk merelokasi warga yang kehilangan tempat tinggal.
Progres Cepat Target Januari 2026 Huni
Memasuki hari Senin 22 Desember 2025), proses pengerjaan di lapangan menunjukkan kemajuan yang signifikan. Berdasarkan data BNPB tahap pembukaan lahan telah rampung sepenuhnya.
"Satu unit percontohan bahkan sudah mencapai progres pengerjaan sekitar 75 persen," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya.
BNPB memproyeksikan seluruh unit pada tahap pertama ini akan selesai dalam waktu lima minggu. Jika sesuai jadwal, warga terdampak sudah bisa mulai menempati hunian baru tersebut pada Januari 2026 mendatang.
Spesifikasi Bangunan Berteknologi RISHAM
Huntara ini tidak dibangun secara asal. BNPB menerapkan teknologi Rumah Instan Sehat dan Aman (RISHAM) yang dirancang khusus untuk kecepatan bangun namun tetap memiliki struktur yang kokoh.
Beberapa poin utama mengenai spesifikasi huntara ini meliputi:
• Dimensi Lahan: Setiap keluarga mendapatkan kavling seluas 6x6 meter.
• Luas Bangunan: Unit hunian memiliki luas 4x6 meter.
• Fasilitas: Terdiri dari satu ruang tidur, satu ruang utama, dan satu kamar mandi.
• Sanitasi: Setiap unit dilengkapi dengan septic tank mandiri.
• Struktur: Menggunakan rangka beton bertulang untuk menjamin keamanan penghuni.
Konsep Rumah Tumbuh Jadi Huntap
Menariknya, gedung yang dibangun ini mengusung konsep rumah tumbuh. Strategi ini diambil agar bangunan yang awalnya berfungsi sebagai hunian sementara, dapat dikembangkan secara mandiri oleh warga menjadi hunian tetap (huntap) di masa depan.
"Konsep rumah tumbuh memungkinkan warga mengembangkan bangunan ini menjadi hunian tetap di kemudian hari," jelas Abdul Muhari. Langkah ini dinilai lebih efisien karena warga tidak perlu berpindah lokasi lagi saat proses rehabilitasi dan rekonstruksi jangka panjang dimulai.
Langkah percepatan ini merupakan bentuk respons pemerintah untuk memastikan warga tidak terlalu lama berada di pengungsian, terutama di tengah kondisi cuaca yang masih fluktuatif di wilayah Sumatera Utara.
Editor: Redaktur TVRINews




