Emiten kelapa sawit portofolio investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mengantongi fasilitas kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 4,84 triliun.
Fasilitas pinjaman tersebut bakal dimanfaatkan oleh anak usahanya, yakni PT Sahabat Mewah dan Makmur sebesar Rp 1,63 triliun, PT Kayung Agro Lestari sebesar Rp 1,39 triliun, PT Austindo Nusantara Jaya Agri sebesar Rp7 60 miliar, dan PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais sebesar Rp 1,06 triliun.
Fasilitas pinjaman ini memperoleh tingkat bunga sebesar 7,5% (tujuh koma lima persen) per tahun, yang kan jatuh tempo pada 19 Maret 2037. Adapun transaksi ini digunakan untuk mendukung pengelolaan keuangan dan kebutuhan operasional dalam kelompok usaha secara lebih optimal dan efisien.
“Pelaksanaan transaksi ini tidak memberikan dampak material yang merugikan terhadap kondisi keuangan Perseroan,” demikian penjelasan manajemen ANJT dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (22/12).
Prospek Saham ANJTNamun, bagaimana sebenarnya prospek saham salah satu emiten portofolio Lo Kheng Hong ini?
BRI Danareksa Sekuritas melihat ada sejumlah katalis positif pada prospek kinerja ANJT. Salah satunya, langkah perusahaan yang melakukan divestasi dua anak usaha, PT Putera Manunggal Perkasa dan PT Permata Putera Mandiri senilai Rp 405,6 miliar kepada PT Harmoni Agri Mandiri. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat posisi keuangan.
Selain itu, tender offer oleh perusahaan afiliasi Ciliandra Fangiono senilai Rp 2,89 triliun juga menunjukkan kepercayaan investor strategis terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
“Di sisi makro, kenaikan harga CPO berjangka global berpotensi menjadi katalis positif bagi kinerja ANJT ke depan,” demikian tertulis analisis BRI Danareksa, dikutip Senin (22/12).
Pendapatan ANJT juga pada paruh pertama tahun ini juga berhasil tumbuh 10,35% secara tahunan, sedangkan laba bersih melonjak 430% secara tahunan menjadi Rp 231 miliar, berbalik dari rugi pada tahun sebelumnya.
BRI Danareksa melihat kenaikan tersebut ditopang oleh efisiensi operasional dan stabilnya harga CPO. Margin laba bersih tercatat 17%, dengan ROE sebesar 7%, mencerminkan perbaikan kinerja profitabilitas yang signifikan.



