IDAI: ISPA Dominasi Penyakit Pascabanjir di Sumatra Utara

mediaindonesia.com
2 jam lalu
Cover Berita

KASUS Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi penyakit yang paling banyak diderita anak-anak pascabanjir di sejumlah wilayah Sumatra Utara. Kondisi ini ditemukan oleh tim Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang terjun langsung memberikan layanan kesehatan di lokasi terdampak bencana.

Dokter Spesialis Anak, Eka Airlangga, anggota IDAI Sumatra Utara, menyampaikan bahwa ISPA mendominasi keluhan kesehatan anak selama masa tanggap darurat banjir. Selain ISPA, penyakit lain yang juga banyak ditemukan adalah dermatitis, diare, gastroenteritis, serta infeksi kulit.

“Seperti yang sering terjadi di daerah pengungsian, ISPA menjadi penyakit yang paling banyak kami temukan, kemudian disusul penyakit kulit dan diare,” ujar Eka via daring, dalam forum pertemuan dengan wartawan di Gedung IDAI, Jakarta Pusat, Senin (22/12).

Tim kesehatan IDAI Sumatra Utara telah memberikan layanan kepada ribuan anak di berbagai wilayah terdampak banjir, termasuk Kabupaten Langkat, Aceh Tamiang, hingga daerah perbatasan Sumatra Utara-Aceh.

Total, lebih dari 4.500 anak telah mendapatkan pelayanan kesehatan, baik melalui pos kesehatan pengungsian maupun layanan kesehatan bergerak (_mobile clinic_).

Menurut Eka, kondisi lingkungan pengungsian yang padat, lembap, serta terbatasnya akses air bersih dan sanitasi menjadi faktor utama meningkatnya kasus ISPA pada anak. Situasi tersebut diperparah dengan cuaca ekstrem dan mobilitas pengungsi yang tinggi.

Selain penyakit fisik, tim IDAI juga menemukan adanya gangguan psikologis dan trauma pada anak-anak terdampak banjir. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan tidak hanya difokuskan pada pengobatan, tetapi juga mencakup pendampingan psikososial dan trauma healing.

“Anak-anak yang terdampak bencana tidak hanya mengalami masalah kesehatan fisik, tetapi juga trauma psikologis. Ini menjadi bagian penting dari penanganan kami di lapangan,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan layanan, IDAI bekerja sama dengan berbagai organisasi profesi, pemerintah daerah, serta institusi pendidikan untuk menjangkau daerah-daerah yang aksesnya sempat terputus. Tim bahkan harus menempuh medan berat, menggunakan kendaraan khusus hingga helikopter, untuk mencapai wilayah terisolasi.

Eka menambahkan, upaya penanganan kesehatan anak pascabanjir harus dilakukan secara berkelanjutan, mengingat risiko penyakit seperti ISPA dapat meningkat jika kondisi pengungsian tidak segera membaik.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Ini Studio Thematic Terbaru dari Selfie Time X yang Lagi Viral di Palembang
• 13 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Gempa Hari Ini Saat Akhir Pekan Minggu 21 Desember 2025: Tiga Kali Getarkan Indonesia
• 23 jam laluliputan6.com
thumb
Kapolri Cek Sistem Pengamanan Nataru di Command Center Jasa Marga
• 1 jam lalutvrinews.com
thumb
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri
• 8 jam lalusuara.com
thumb
Truk Besar Dilarang Melintas di Jalan Tol Hingga 4 Januari 2026
• 3 jam lalueranasional.com
Berhasil disimpan.