GenPI.co - Rambut beruban sering dianggap sebagai tanda penuaan yang tidak terelakkan.
Namun, para ilmuwan tengah meneliti kemungkinan bahwa pola makan kaya warna, terutama dari sayuran, bisa berperan memperlambat proses tersebut.
Sebuah studi menemukan bahwa luteolin, senyawa antioksidan alami yang terdapat dalam brokoli, wortel, bawang, dan berbagai sayuran lainnya, mampu menekan proses munculnya uban pada tikus.
Dilansir Health, penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Antioxidants.
Hasil penelitian tersebut menarik perhatian para ahli.
Profesor Joe McCord dari University of Colorado Anschutz Medical Campus menilai temuan ini menjanjikan karena luteolin merupakan senyawa yang umum dikonsumsi manusia melalui makanan sehari-hari.
Meski demikian, dia menegaskan temuan pada hewan belum tentu memberikan efek yang sama pada manusia.
Luteolin sendiri termasuk kelompok polifenol, yaitu senyawa tumbuhan yang memiliki sifat antioksidan.
Menurut ahli gizi Toby Amidor, luteolin banyak ditemukan dalam seledri, paprika hijau, brokoli, wortel, dan minyak zaitun.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa senyawa ini berpotensi membantu mengurangi peradangan, memperlambat penuaan kulit, dan melindungi kesehatan mata.
Dalam studi ini, peneliti menguji efek luteolin bersama dua antioksidan lain, hesperetin dan diosmetin, pada tikus yang secara genetik dikondisikan mengalami uban seiring bertambahnya usia.
Selama 16 minggu, tikus tersebut menerima perlakuan secara internal dan eksternal.
Hasilnya, kelompok yang mendapatkan luteolin mempertahankan warna bulu gelap secara signifikan dibandingkan kelompok lainnya.
Efek ini diduga berkaitan dengan peran luteolin dalam mendukung protein endotelin yang membantu menjaga fungsi melanosit.
Melanosit merupakan sel penghasil pigmen rambut. Makin sehat sel ini, makin besar peluang rambut mempertahankan warnanya.
Meski uban pada tikus dan manusia memiliki beberapa kesamaan, para ahli mengingatkan bahwa mekanisme pada manusia jauh lebih kompleks.
Pada manusia, rambut beruban dipengaruhi banyak faktor, mulai dari genetika, hormon, stres, hingga kondisi lingkungan.
Dokter kulit Kristina Collins menjelaskan genetika tetap menjadi faktor dominan dalam menentukan kapan dan seberapa cepat rambut seseorang beruban.
Riwayat uban pada orang tua sering kali menjadi petunjuk paling akurat.
Namun, faktor eksternal seperti stres oksidatif, kekurangan nutrisi, dan stres kronis juga diketahui bisa mempercepat munculnya uban.
Temuan ini memberikan sinyal bahwa pola makan sehat dan gaya hidup seimbang, termasuk mengonsumsi makanan kaya antioksidan seperti luteolin, berpotensi mendukung kesehatan rambut.
Meski demikian, para ahli sepakat bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan luteolin sebagai solusi pencegah uban pada manusia. (*)
Simak video berikut ini:




