Pantau - Amerika Serikat dilaporkan tengah aktif mengejar kapal-kapal tanker minyak di perairan internasional dekat Venezuela, sebagai bagian dari upaya penegakan sanksi terhadap pemerintah Presiden Nicolas Maduro.
“Penjaga Pantai AS sedang secara aktif mengejar sebuah kapal armada gelap yang dikenai sanksi dan merupakan bagian dari upaya Venezuela menghindari sanksi secara ilegal. Kapal tersebut mengibarkan bendera palsu dan berada di bawah perintah penyitaan yudisial,” demikian laporan media AS pada Minggu, 21 Desember 2025.
Kapal Bella 1 Jadi Target Ketiga Dalam Dua PekanMenurut laporan Bloomberg News, kapal tanker bernama Bella 1 telah dinaiki oleh personel AS saat tengah menuju Venezuela untuk memuat kargo minyak, dan proses pengejaran masih berlangsung.
Jika berhasil dicegat, Bella 1 akan menjadi kapal ketiga yang dihentikan AS dalam dua pekan terakhir karena diduga terlibat dalam pengiriman minyak secara ilegal ke Venezuela.
Sehari sebelumnya, Penjaga Pantai AS menaiki kapal Centuries, supertanker berbendera Panama, di lepas pantai Venezuela, meskipun kapal tersebut tidak masuk dalam daftar sanksi resmi AS.
Namun, minyak mentah di kapal Centuries dilaporkan berasal dari perusahaan minyak negara Venezuela, Petroleos de Venezuela SA (PDVSA), yang masuk dalam daftar sanksi AS.
Pada 10 Desember 2025, pasukan AS juga telah menyita kapal Skipper di perairan yang sama dan mengumumkan rencana penyitaan atas muatan minyak yang dibawanya.
Eskalasi Ketegangan Venezuela-ASEnam hari setelah penyitaan Skipper, Presiden AS Donald Trump mengumumkan blokade total terhadap seluruh kapal tanker yang dikenai sanksi, baik yang masuk maupun keluar dari Venezuela.
Trump juga menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro secara resmi ditetapkan sebagai organisasi teroris asing.
Sementara itu, situs pelacakan kapal TankerTrackers.com mencatat masih ada puluhan kapal tanker yang dikenai sanksi AS dan beroperasi di sekitar perairan Venezuela.
Ekspor minyak menjadi sektor vital bagi Venezuela, menyumbang mayoritas pendapatan luar negeri negara tersebut.
Pemerintah Venezuela menuduh Amerika Serikat menggunakan dalih sanksi sebagai alat untuk mendorong perubahan rezim dan memperluas pengaruh militer di kawasan Amerika Latin.
Venezuela juga mengecam tindakan penyitaan kapal oleh AS sebagai bentuk pembajakan di laut internasional.



