Bulan Desember menjadi bulan yang dinantikan oleh banyak orang. Selain menandai akhir tahun, bulan ini kerap dikaitkan dengan nuansa liburan panjang, serta berbagai program belanja dan diskon besar-besaran. Nuansa akhir tahun menjadikan Desember terasa istimewa bagi sebagian besar masyarakat.
Namun, bagi umat Kristiani, Desember memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Pada bulan inilah Natal dirayakan sebagai peringatan kelahiran Sang Juruselamat, yaitu Yesus Kristus. Perayaan Natal setiap 25 Desember menjadi hari besar yang sarat makna iman.
Perayaan Natal sering identik dengan kemeriahan. Pohon Natal, lampu berkelap-kelip, hiasan warna-warni, serta lagu-lagu Natal mengisi rumah, pusat perbelanjaan, dan gereja. Suasana ini menciptakan kesan perayaan yang penuh sukacita.
Ketika Desember tiba, umat Kristiani juga dihadapkan pada berbagai kesibukan. Persiapan ibadah, latihan paduan suara, hingga persiapan hidangan menjadi rutinitas tahunan yang menyita waktu dan tenaga.
Kelarutan dalam kemeriahan dan kesibukan tersebut membuat sebagian umat memahami Natal hanya sebagai tradisi. Padahal, makna Natal yang Sesungguhnya juga sangat penting untuk dipahami.
Peristiwa Natal merupakan peristiwa luar biasa dalam sejarah iman Kristiani. Natal menandai saat Allah menyatakan kasih-Nya kepada manusia yang berdosa. Kasih ini bukan didasarkan pada kebaikan manusia, melainkan semata-mata karena anugerah Allah.
Sebagaimana Firman Tuhan dalam Yohanes 3 : 16:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Ayat ini menegaskan Makna Natal yang Sesungguhnya. Kelahiran Yesus Kristus menjadi bukti nyata kasih Allah kepada manusia. Natal merupakan hadiah terbesar dari Tuhan, karena melalui kelahiran Kristus, keselamatan dianugerahkan bagi umat manusia.
Natal dan Panggilan untuk Mengasihi SesamaNatal seharusnya dirayakan dengan ucapan syukur atas hidup yang dianugerahkan Allah. Perayaan ini juga mengajak untuk peka terhadap keadaan sekitar dan memberi warna bagi kehidupan sesama, sebagaimana Yesus Kristus hadir memberi harapan.
Natal mengajarkan nilai berbagi dan kepedulian. Kasih bisa diwujudkan melalui tindakan nyata kepada mereka yang membutuhkan perhatian. Sebagaimana Firman Tuhan dalam I Yohanes 4 : 19: “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita”.
Makna Natal yang Sesungguhnya adalah Tentang Kesederhanaan dan KedamaianPeristiwa kelahiran Yesus Kristus berlangsung dalam kesederhanaan. Ia lahir di Betlehem, sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya dalam Mikha 5 : 1. Kelahiran tersebut terjadi tanpa kemegahan duniawi.
Yesus Kristus lahir di kandang dan dibaringkan di palungan, dibungkus dengan kain lampin. Kesederhanaan ini mencerminkan kerendahan hati-Nya yang luar biasa.
Nilai ini menegaskan bahwa makna Natal yang sesungguhnya tidak terletak pada kemewahan. Natal mengajak umat Kristiani meneladani sikap rendah hati dalam kehidupan bermasyarakat.
Natal juga mengandung pesan damai yang mendalam. Kelahiran Yesus Kristus membawa pemulihan hubungan antara Allah dan manusia yang rusak akibat dosa.
Melalui kelahiran Kristus, manusia diingatkan bahwa Allah menghendaki perdamaian. makna Natal yang sesungguhnya menegaskan bahwa damai harus diupayakan secara terus-menerus dalam kehidupan bersama.
Natal mengajak untuk menghindari perselisihan dan membangun keadilan. Perdamaian tercipta melalui sikap saling percaya, saling membantu, dan hidup dalam kasih.
Dengan memahami makna Natal yang sesungguhnya, perayaan Natal menjadi momentum untuk hidup dalam kasih, rendah hati, dan damai bersama sesama.


