Benarkah Perempuan Pekerja Menanggung Beban Lebih Berat daripada Laki-laki?

kompas.id
5 jam lalu
Cover Berita
Apa yang bisa Anda pelajari dari artikel ini?

1.  Perempuan pencari nafkah dihadapkan belenggu beban ganda

2.  Sering kali hidup tak memihak perempuan berdaya

3.  Perempuan ”breadwinner” yang memanggul kehidupan

Perempuan pencari nafkah dihadapkan belenggu beban ganda

Perempuan yang berperan sebagai pencari nafkah utama atau female breadwinners masih dipandang belum lazim di Indonesia. Norma jender tradisional yang masih mengakar di masyarakat secara tidak langsung menuntut para perempuan ini menanggung beban ganda di keluarga.

Menjadi tulang punggung keluarga kerap diasosiasikan sebagai kewajiban seorang pria dalam keluarga. Dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini sudah menjadi budaya dan norma sosial yang biasa.

Namun, zaman berubah, perempuan pekerja semakin meningkat. Di antaranya bahkan menjadi female breadwinners. Istilah ini merujuk pada perempuan yang memiliki penghasilan paling besar, bahkan menjadi satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menyebutkan, ada 14,37 persen dari pekerja Indonesia merupakan female breadwinners.

Menurut data BPS, perempuan pencari nafkah utama keluarga ini mayoritas tinggal di wilayah perkotaan dan berstatus sudah menikah. Dalam status pekerjaan, sebagian besar memiliki usaha dan sebagian lainnya bekerja sebagai buruh/karyawan.

Hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang diselenggarakan pada 8-11 Desember 2025 juga memotret keberadaan female breadwinners ini di tengah masyarakat. Lebih dari tiga per empat responden masih memandang pilihan menjadi female breadwinners didasarkan pada tekanan kondisi ekonomi dan keluarga. Status ini bukan menjadi pilihan bebas karena perubahan tren ketenagakerjaan dan kesetaraan jender.

Menurut 44,9 persen responden, keterbatasan ekonomi dalam keluarga menjadi faktor utama yang membuat para perempuan ini bekerja, bahkan menjadi pencari nafkah utama keluarga. Selain itu, sebanyak 32,7 persen responden lainnya melihat kondisi keluarga, seperti suami sakit, perceraian, hingga menjadi satu-satunya anggota keluarga yang sudah bisa bekerja, menjadi alasan para perempuan menjadi tulang punggung keluarga.

Baca JugaPerempuan Pencari Nafkah Dihadapkan Belenggu Beban Ganda
Sering kali hidup tak memihak perempuan berdaya

Psikolog yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Kristi Poerwandari, menyebut, pada prinsipnya para perempuan pencari nafkah kerap berada dan mengalami kondisi yang serba tidak adil.

Sebagai perempuan, mereka selalu dituntut oleh masyarakat untuk menjalankan perannya, terutama sebagai ibu. Sementara dengan kondisinya yang serba sulit secara ekonomi, mereka lantas juga dituntut untuk menjalankan fungsi sebagai pencari nafkah.

”Jika kita belajar tentang konstruksi jender, kita tentu menginginkan adanya semacam fleksibilitas peran. Dengan demikian, tak perlu lagi kita terlalu kaku soal apa yang harus dilakukan oleh perempuan dan laki-laki,” ujar Kristi dalam wawancara daring.

Ditambah lagi, sosok perempuan sebetulnya dipahami sudah punya tugas-tugas kodrati yang tak dimiliki laki-laki, seperti menjalankan fungsi reproduksi, yakni hamil, melahirkan, dan menyusui.

Kristi juga menilai, ketika perempuan kemudian dibebani tugas mencari uang atau nafkah, yang sama beratnya atau bahkan lebih berat (daripada laki-laki), maka hal seperti itu baginya menciptakan ketidakadilan lantaran seolah menaruh semua beban di pundak perempuan. Tekanan dan beban yang berat dan harus dipikul seorang perempuan seperti itu dinilai bisa berdampak secara psikologis.

Namun, masalahnya, tidak semua perempuan pencari nafkah tersebut mencari sistem penyokong (support system) untuk bisa menolong mereka. ”Kalaupun dia ke psikolog, paling-paling (psikolog) sekadar membantu mendengarkan. Jadi, kayak tempat katarsis gitu ya, yang dari situ dia (diharapkan) bisa memperoleh banyak insight baru,” lanjut Kristi.

Kristi juga memahami, dalam kondisi apa pun, perempuan, apalagi ketika berperan sebagai breadwinner, cenderung akan lebih mengutamakan survival keluarga, terutama anak-anak, bahkan dengan risiko terburuk memicu perceraian.

Baca JugaSering Kali Hidup Tak Memihak Perempuan Berdaya
Perempuan ”breadwinner” yang memanggul kehidupan

Dalam struktur masyarakat yang masih kental bernuansa patriarkal dan bias jender, kehadiran sosok perempuan kerap dipandang sebelah mata. Kenyataannya, pada banyak kejadian, perempuan membuktikan diri sebagai sosok yang sangat kuat dan berdaya demi keberlangsungan hidup keluarga.

Sebagai manajer proyek pembangunan gedung, Martha El Tobing kerap bekerja jauh dari rumah dalam waktu lama, bahkan sampai berbulan-bulan. Posisi pekerjaannya menuntut tanggung jawab sangat besar.

Mulai dari berhadapan langsung dengan para klien, yang terkadang bisa sangat penuh tuntutan, sambil sekaligus juga mengoordinasi para vendor dan supplier, yang punya perilaku beragam sehingga harus selalu diawasi ketat.

Dengan begitu, Martha harus selalu fokus, update, dan standby hadir di lokasi. Apalagi, sekarang proyek yang ditanganinya berasal dari klien besar bonafide, perusahaan raksasa teknologi global yang tentu saja harus selalu diservis dengan sangat hati-hati.

Walau Martha kerap jarang di rumah, Vecky tetap memuji sang istri yang telah dinikahinya selama 15 tahun itu. Pekerjaan Vecky sekarang memang lebih memungkinkan dia untuk mengambil alih peran menjadi bapak rumah tangga.

Menurut dia, meski kerap jauh dari rumah, Martha tetap bisa terlibat mengurus segala keperluan rumah, terutama terkait anak-anak. Tentu saja semua itu juga dilakukan dengan bantuan Vecky dan seorang asisten rumah tangga.

Jika mengacu pada definisi BPS, status Martha masuk dalam kategori perempuan breadwinner. Namun, ada semacam keengganan yang dirasakan Martha jika harus disebut sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga kecilnya itu.

Secara nominal, dia tak menyangkal bahwa penghasilannya jauh lebih tinggi dibandingkan gaji sang suami. Namun, dalam kondisi-kondisi tertentu, keluarga kecilnya juga masih bisa bergantung pada penghasilan Vecky sebagai pegawai dan pelatih paduan suara gereja.

Baca JugaPerempuan ”Breadwinner” yang Memanggul Kehidupan

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Aki Soak Bikin Gemes? Nih Cara Beli Aki Lewat Layanan Digital
• 2 jam lalumedcom.id
thumb
Mentan Amran Tegas, Gegara Harga Minyak Goreng Tembus Rp18 ribu, Produsen Bakal Ditindak
• 8 jam laludisway.id
thumb
Ini Sederet Progres Perbaikan Jalan Nasional hingga Jembatan Pascabanjir Sumatera
• 17 jam laluidxchannel.com
thumb
Polda Metro Ungkap Pelaku Paling Banyak Simpan Narkoba di Kompartemen Mobil
• 23 jam laludetik.com
thumb
Tanpa Taufan Pawe, Munafri–Muhidin Bertemu di Makassar, Golkar Sulsel Konsolidasi
• 2 jam lalufajar.co.id
Berhasil disimpan.