Tak sedikit pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang berkendara secara agresif, memotong lajur, hingga melampaui batas kecepatan maksimum.
Tingkah pengemudi seperti ini patut dihindari, terlebih ketika volume kendaraan di sejumlah ruas meningkat menyambut libur natal dan tahun baru (nataru) 2025/2026.
Instruktur Keselamatan Berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu mengimbau para pengemudi untuk menghindari bus-bus dengan perilaku tersebut.
“Lebih baik mengalah, walaupun jelas mereka salah. Kalau bertemu bus ugal, jangan marah atau ikut mepet-mepet. Kenapa? Ketika kita marah, secara psikologi itu akan mengurangi kemampuan kognitif kita sebagai pengendara,” buka Jusri kepada kumparan, Senin (22/12/2025).
Adapun hal yang lebih baik dilakukan pengemudi adalah memberikan jalan kepada bus tersebut. Kemudian, jaga jarak dan biarkan ia lewat.
“Harus kita jadikan tagline, keselamatan adalah nomor satu atau prioritas kita. Karena keluarga kita menunggu di rumah. Jadi, cool down dan mengalah saja,” ucapnya.
Transportasi darat seperti bus sejatinya perlu diawasi lebih lanjut, sebab menyangkut nyawa penumpang dan pengguna jalan lain.
Terbaru, kecelakaan bus PO Cahaya Trans dengan nomor polisi B 7201 IV terjadi pada 00.30 WIB, Senin (22/12/2025). Berangkat dari Jatiasih, Jakarta menuju Yogyakarta.
”Bus melaju kencang dan diduga hilang kendali, sehingga menabrak pembatas jalan dan akhirnya terguling,” kata Budiono, Kepala Kantor SAR Semarang.
Adapun keterangan dari korban selamat, Sutiadi (67 tahun), mengungkap bahwa bus tersebut melaju dengan kecepatan tinggi.
”Di Krapyak jalan turun itu tidak ada perlambatan, tidak ada pengereman, kencang. Perasaan saya itu tambah kencang, padahal jalan turun. Biasanya ada perlambatan, ini enggak ada. Pas tikungan itu oleng lalu guling,” tambahnya.
Sutiadi jadi salah satu dari 17 korban selamat. Sementara, 16 penumpang lainnya meninggal dunia.





