Kenali Racun Rasa Malu (Shame)

kumparan.com
12 jam lalu
Cover Berita

Pernah nggak sih, kamu iseng upload foto kopi, langit sore, atau meja kerja yang lagi rapi ke Story? Sebelumnya biasa aja. Tapi beberapa menit kemudian, ada rasa gelisah aneh. Kamu cek viewer berkali-kali, lalu mulai bisik-bisik di hati, "Kok yang lihat cuma segini, ya?" atau "Duh, kenapa kelihatan aneh banget, sih?" Kurang lebih pengandaiannya begitu.

​Momen sepele ini tiba-tiba bikin kamu mempertanyakan diri sendiri. Bukan soal Story-nya lagi, tapi soal dirimu.

​Kalau feeling nggak enak ini sering muncul, hati-hati. Kemungkinan besar kamu sedang berhadapan dengan Rasa Malu (Shame): Emosi halus yang bikin kamu merasa tidak cukup, tidak layak, atau seolah ada 'yang salah' dalam dirimu, padahal situasi sebenarnya baik-baik saja.

​Yuk, kita bongkar bedanya dan gimana cara healing-nya!

Guilt vs. Shame: Beda Tipis, Efeknya Bikin Nangis

Peneliti kesehatan mental, salah satunya Dr. Brené Brown, menjelaskan perbedaannya dengan tajam:

Guilt (Rasa Bersalah): Fokus pada Perilaku.

"Aku melakukan kesalahan."

Ini sehat. Kamu bertanggung jawab dan mau memperbaiki diri. Harga diri aman.

Shame (Rasa Malu): Fokus pada Identitas.

"Aku adalah kesalahan itu."

Ini melumpuhkan. Bikin kita merasa 'rusak', nggak layak dicintai, dan maunya ngumpet aja.

Singkatnya, Guilt mendorongmu untuk bertanggung jawab, sementara Shame justru memicu menarik diri dan memperbesar risiko depresi. Shame bekerja diam-diam, menggerogoti harga diri hanya lewat notifikasi kecil.

3 Tanda Shame Diam-Diam Menguasai Pikiranmu

Shame jarang muncul dengan kalimat dramatis. Ia menyelinap dalam pola pikir harianmu:

1. Perfeksionisme Berkedok Disiplin

Kamu kerja keras, disiplin, tapi kenapa satu revisi kecil dari terasa seperti penilaian terhadap harga dirimu? Perfeksionisme sering lahir dari ketakutan: takut orang melihat kelemahanmu. Kamu berusaha mati-matian sempurna agar orang lain nggak punya alasan untuk menilaimu.

2. Keraguan yang Bikin Insecure Akut

Saat ada peluang bagus, pikiranmu langsung bilang, "Aku belum pantas." Bukan karena nggak mampu, tapi karena kamu percaya bahwa diri kamu itu 'kurang'. Bahkan, pujian pun terasa mengancam karena kamu takut nggak bisa memenuhi ekspektasi itu di masa depan.

3. People Pleasing Tanpa Henti

Kamu selalu bilang 'iya' meski sudah capek banget. Terus berusaha menyenangkan orang supaya nggak dianggap merepotkan. Intinya cuma satu: "Kalau aku nggak cukup baik, orang bakal pergi meninggalkanku." Semua ini adalah masker agar orang lain tidak menemukan sisi diri yang kamu anggap memalukan.

Cara Self-Healing dari Rasa Malu: Jadi Sahabat Terbaik untuk Diri Sendiri

Shame nggak akan hilang dengan memaksakan diri jadi kuat. Justru, yang paling ampuh adalah bersikap ramah pada diri sendiri.

1. Jujur Aja, Nggak Usah Ditutup-tutupi

Mulai dengan mengakui: "Saat ini, aku lagi ngerasa nggak cukup." Mengakui perasaan itu jauh lebih sehat daripada berusaha menekan atau menyangkalnya. Ini langkah pertama menuju kejernihan.

2. Ringankan Standar, It’s Okay to Be Human

Tidak semua harus perfect. Beri izin pada dirimu untuk:

Semakin ringan ekspektasimu, semakin ringan beban emosimu.

3. Self-Compassion: Perlakukan Dirimu Kayak Sahabat

Ini bukan sekadar kalimat motivasi, tapi kemampuan untuk memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan yang sama seperti kamu memperlakukan sahabatmu.

Saat kamu bikin salah, coba tanya: "Kalau temanku yang ngalamin ini, apa aku akan sekasar ini ke dia?"

Para peneliti, seperti Kristin Neff, membuktikan bahwa Self-Compassion benar-benar menurunkan shame dan meningkatkan stabilitas emosional.

Tantangan kecil untukmu: Coba hari ini hentikan kebiasaan menyalahkan diri dan batasi obrolan negatif di kepala. Ingat: semua manusia punya kelemahan. Termasuk kamu. Dan itu bukan dosa.

4. Sadari Kapan Kamu Cuma Lagi Sensitif

Sering kali, kamu bukan "bermasalah," kamu cuma lagi capek atau sensitif. Akui ini, dan ciptakan jarak: "Ini cuma respons emosiku, bukan nilai diriku yang sebenarnya."

5. Lakukan Hal Kecil yang Bikin Kamu Merasa 'Terkontrol'

Shame mengecil saat rasa kontrolmu meningkat. Coba kebiasaan kecil ini:

Ini membantu kamu merasakan bahwa hidupmu tetap berada di tanganmu sendiri.

Perjalanan keluar dari rasa malu bukan soal menjadi manusia yang sempurna. Ini adalah tentang menerima kenyataan yang paling sederhana: Kamu adalah manusia, dan itu sudah lebih dari cukup. Kamu layak dicintai, diterima, dan bahagia, terlepas dari views Story-mu atau pencapaianmu hari ini.

​Ingat, kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk layak dicintai dan bahagia. Kamu hanya perlu menjadi kamu.

​Semoga damai menyertai perjalanan penerimaan diri ini!


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Setiap 25 Menit Satu Perempuan Meninggal, POGI Dorong Vaksinasi HPV Massal
• 8 jam lalurepublika.co.id
thumb
9 Potret Ayu Aulia eks model majalah dewasa yang kini didapuk jadi staf kreatif Kemhan
• 1 jam lalubrilio.net
thumb
Lagi, Pertamina Salurkan 6.720 Tabung LPG 3 Kg ke Aceh Tengah Pascabencana
• 7 jam laluantaranews.com
thumb
Sterilisasi dan Patroli Gereja Jelang Malam Natal
• 1 jam lalukompas.tv
thumb
Berapa Gaji Megawati Hangestri Setelah Gabung Jakarta Pertamina Enduro untuk Proliga 2026?
• 12 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.