Paparan perangkat digital (3C: komputer, komunikasi, dan elektronik konsumen) yang terlalu dini pada remaja dapat menghambat perkembangan dan kemampuan sosial mereka. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa proporsi besar remaja bahkan mencari konsultasi kesehatan mental kepada AI.
EtIndonesia. Tiga lembaga riset di Amerika Serikat menemukan bahwa kaum muda kini menggunakan chatbot AI untuk mencari konseling psikologis. Ketiga lembaga tersebut adalah RAND Corporation, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Brown, dan Universitas Harvard. Studi ini didasarkan pada 1.058 responden kuesioner.
Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari seperdelapan (13,1%) anak muda usia 12–21 tahun menyatakan menggunakan chatbot untuk mencari konsultasi kesehatan mental. Angka ini lebih tinggi pada kelompok usia 18–21 tahun, dengan tingkat penggunaan mencapai 22,2%.
Di Inggris, proporsi remaja yang menggunakan AI untuk tujuan serupa jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat, yakni hampir seperlima (19%).
Profesor Ateev Mehrotra dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Brown menilai angka tersebut tidak lazim tinggi. Ia menyebutkan bahwa dalam satu tahun terakhir, sekitar 18% remaja usia 12–17 tahun mengalami episode depresi berat, dan 40% di antaranya tidak menerima perawatan kesehatan mental apa pun. Saat ini, Amerika Serikat tengah menghadapi apa yang disebut sebagai “krisis kesehatan mental kaum muda.”
Dalam beberapa tahun terakhir, juga telah muncul berbagai laporan yang menyebutkan bahwa AI memicu perilaku menyakiti diri sendiri, yang kemudian memicu sejumlah gugatan hukum. Gugatan-gugatan tersebut menuduh model AI berperan dalam mendorong pengguna hingga bunuh diri, termasuk anak-anak. (Hui)
Laporan gabungan wartawan New Tang Dynasty Television: Meilin




