Menteri P2MI Muktharudin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto menandatangani MoU atau nota kesepahaman. Keduanya meneken kerja sama untuk menyiapkan SDM unggul yang siap didistribusikan ke luar negeri.
Penandatanganan ini disaksikan para jajaran Kemendikti Saintek dan Kementerian P2MI. Selain menandatangani MoU, keduanya juga saling bertukar cenderamata.
Usai acara, Mukthtarudin mengatakan tantangan industri pekerja migran selama ini adalah kurangnya kompetensi para pekerja migran. Sehingga, dibutuhkan kerja sama antar stakeholders untuk menyiapkan SDM yang unggul agar tercipta ekosistem pekerja migran yang baik.
“Selama ini memang masih ada gap antara output pendidikan menengah dan tinggi dengan kompetensi yang dibutuhkan di luar negeri,” jelas Mukhtarudin usai acara.
“Maka program ini sebagai langkah kita untuk mengisi kesenjangan atau gap itu. Nah, kemudian daripada itu tentu MoU ini sebagai implementasi dari arahan Bapak Presiden dalam rangka kita meningkatkan kualitas sumber dari manusia pekerja migran Indonesia ke arah yang ke middle dan high skill,” tambahnya.
Muktharudin pun menjelaskan bahwa nantinya Kementerian P2MI akan menyiapkan pemetaan kebutuhan kompetensi di berbagai industri global. Sementara, Kementerian Dikti Saintek bakal menyiapkan program vokasi untuk menyiapkan SDM-nya.
“Nah hulunya ini adalah vokasi, pendidikan, pelatihan, baik bahasa maupun skill. Nah oleh itu maka MoU hari ini menjadi strategis dalam rangka kita menyiapkan dari sisi hulunya,” ucap Mukhtarudin.
“Kami yang melakukan pemetaan peluang kerja luar negerinya, kompetensi apa yang dibutuhkan dan kami jembatani dengan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Sains dan Teknologi, riset dan teknologi, sehingga ini bisa menjadi sebuah satu sistem,” tambahnya.
Di sisi lain, Mendikti Saintek Brian mengatakan bahwa ke depannya, Mendikti Saintek bakal mengajak perguruan tinggi untuk membuat program baru penyiapan SDM unggul yang siap bekerja migran. Katanya, program itu bisa menjadi kata kuliah pilihan di semester akhir para mahasiswa.
“Nanti kita akan mengajak seluruh perguruan tinggi yang tertarik untuk ini terutama perguruan tinggi vokasi untuk dibuat petanya. Jadi, misalkan perguruan tinggi A, dia akan mengirimkan atau menyiapkan SDM dengan kualifikasi keterampilan tertentu termasuk negara mana yang akan dituju. Jadi nanti penyiapan bahasanya itu nanti akan berada di tingkat akhir,” jelas Brian.
“Nanti mahasiswa yang tertarik silakan memilih atau mengikuti program-program ini. Sehingga ketika mereka lulus mereka sudah memiliki kualifikasi yang SDM-SDM unggul tadi yang sudah memiliki kualifikasi dengan kemampuan bahasa dan keterampilan yang memadai,” ujar dia.


