Pantau – PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) berhasil menghadirkan listrik di 18 sekolah yang tersebar di Kabupaten Muna dan Muna Barat, Sulawesi Tenggara. Seluruh sekolah tersebut berada di 12 pulau terpencil di wilayah Kepulauan Muna.
Sekolah yang kini menikmati listrik meliputi jenjang TK, SD, SMP, SMA, hingga SMK, serta satu fasilitas umum. Penyalaan listrik dilakukan melalui inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro yang dilengkapi Battery Energy Storage System (BESS) bernama SuperSUN, teknologi andalan yang dikembangkan PLN untuk wilayah kepulauan dan terpencil.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, menegaskan bahwa program SuperSUN merupakan wujud komitmen PLN dalam menghadirkan listrik yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
“Kami tidak hanya membawa cahaya, tapi juga harapan. SuperSUN dirancang agar masyarakat kepulauan bisa mandiri energi dengan memanfaatkan potensi alam sekitar, sekaligus mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi di Sulawesi Tenggara,” ujar Edyansyah.
Dalam proses pemasangan, tim PLN menghadapi berbagai tantangan berat. Petugas harus menyeberangi laut menuju 12 pulau terpencil dengan membawa material pembangkit yang bobotnya mencapai hingga 100 kilogram per unit.
Cuaca yang kerap tidak bersahabat, ombak besar, medan berat, serta keterbatasan akses transportasi menjadi bagian dari perjuangan tim di lapangan. Meski demikian, Edyansyah menegaskan bahwa jarak dan keterbatasan tidak menghalangi semangat PLN untuk melayani masyarakat.
“Dengan adanya listrik, anak-anak bisa belajar lebih maksimal. Kami optimis, hadirnya listrik akan memberikan manfaat besar bagi dunia pendidikan,” katanya.
Bupati Muna, Bachrun, memberikan apresiasi atas komitmen dan kerja nyata PLN yang berhasil menghadirkan listrik hingga ke pulau-pulau terpencil di wilayahnya.
Menurut Bachrun, inovasi SuperSUN tidak hanya menerangi rumah warga, tetapi juga membuka akses pendidikan, layanan kesehatan, serta memperkuat perekonomian masyarakat kepulauan.
“Keberhasilan PLN ini adalah bukti nyata kehadiran negara hingga ke pelosok. Listrik bukan hanya soal energi, tetapi juga tentang masa depan. Kami bangga dan mendukung penuh langkah PLN dalam menghadirkan energi berkeadilan melalui SuperSUN,” ujar Bachrun.
Ia menilai keberhasilan melistriki 18 sekolah di wilayah terpencil sebagai langkah besar dalam mempercepat pemerataan pembangunan di Kepulauan Muna.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Maginti, Kading, mengaku sangat bersyukur dengan hadirnya listrik dari SuperSUN. Menurutnya, listrik yang andal sangat membantu kegiatan belajar-mengajar dan operasional fasilitas sekolah.
“Bagi siswa, listrik bukan sekadar lampu yang menyala. Ini adalah pintu menuju perubahan hidup. Anak-anak sekarang bisa belajar lebih baik, bahkan pada malam hari,” ungkapnya.
Sebelum adanya SuperSUN, sekolah dan warga setempat bergantung pada genset. Untuk membeli bahan bakar, mereka harus menyeberang laut ke daratan Kabupaten Muna, dengan biaya listrik mencapai sekitar Rp675 ribu per bulan.
Kini, setelah menggunakan SuperSUN, sekolah dapat menikmati listrik selama 24 jam dengan biaya operasional sekitar Rp100 ribu per bulan.
Program SuperSUN pun dirasakan membawa manfaat nyata bagi pendidikan, penghematan biaya, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat kepulauan.
Penyalaan listrik di sekolah-sekolah terpencil ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan PLN dalam mendukung pemerataan energi nasional dan membuka peluang masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda di wilayah terluar Indonesia.



