Program Biodiesel B50 Bakal Berlaku di Semester II 2026

cnbcindonesia.com
7 jam lalu
Cover Berita
Foto: Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan pengisian bahan bakar biodiesel B100 di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (15/4/2019). Biodiesel yang berasal dari Crude Palm Oil (CPO) ini harapannya dapat dipergunakan secara umum di masyarakat. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan implementasi dari program mandatori campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% (B50) pada Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar, dapat direalisasikan pada Semester II 2026.

Menurut Bahlil, saat ini tahap pengujian untuk B50 tengah berlangsung. Adapun, pengujian uji jalan atau road test untuk B50 sendiri membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 6 hingga 7 bulan.

"Karena start-nya baru 2 minggu lalu, ini masih berproses. Karena itu biasanya tunggu 2-3 bulan baru kita lihat efek respons daripada mesin terhadap implementasi B50. Makanya, dibutuhkan waktu 6 bulan untuk bisa kita melakukan penyesuaian," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta dikutip Rabu (24/12/2025).


Baca: Gak Cuma Berhenti Impor, RI Bakal Kebanjiran Solar Tahun Depan!

"Dengan time scheduling seperti itu, maka dapat dipastikan, andaikan B50 kita implementasikan katakanlah sukses dalam tes, maka itu kemungkinan besar dilakukan pada semester kedua (2026), paling cepat," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan pemerintah tengah mempersiapkan rencana penerapan B50 untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

"Jadi, kita mengharapkan B50 tahun 2026 itu bisa diimplementasikan. Ya berarti kalau B50, ketergantungan kita terhadap energi fosil itu kan bisa dikurangi," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Yuliot menilai penerapan B50 akan berdampak positif terhadap pengembangan energi bersih dan lingkungan sekitar. Hal ini juga sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mencapai net zero emission.

"Justru ini menjadi lebih baik ke depan. Ini bagian kita juga untuk pencapaian net zero emission," ujarnya.

Menurut dia, saat ini pemerintah masih melakukan assessment untuk memastikan ketersediaan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan baku biodiesel.

Terlebih, kebutuhan FAME untuk penerapan B45 diproyeksikan sekitar 17 juta kilo liter, sementara untuk kebutuhan B50 akan meningkat menjadi sekitar 19 juta kilo liter (kl). "Jadi, dari assessment ini ya kita melakukan. Ini pemetaan itu apakah itu bisa, tapi kita dorong implementasinya adalah B50 untuk tahun 2026," kata Yuliot.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pertamina Siapkan BBM Varian Terbaru, Biosolar Performance

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Lennart Karl dinilai layak masuk timnas Jerman untuk Piala Dunia 2026
• 19 jam laluantaranews.com
thumb
Terkuak! Dokumen DOJ Ungkap Donald Trump 8 Kali Naik Pesawat Jeffrey Epstein
• 14 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Klub-klub Besar Mengincar Antoine Semenyo, Bournemouth Berharap Sang Winger Tetap Bertahan
• 2 jam lalupantau.com
thumb
30 Link Twibbon Hari Raya Natal 2025 dan Ucapannya untuk Dibagikan ke Media Sosial
• 3 jam lalukompas.tv
thumb
Polwan Dikerahkan ke Stasiun Gambir dan Pasar Senen, Jaga Keamanan Libur Natal dan Tahun Baru
• 3 jam laluliputan6.com
Berhasil disimpan.