Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) membidik keunggulan sistem bioteknologi, kesehatan, pendidikan, hingga manajemen kebencanaan yang dimiliki Republik Kuba untuk diadopsi sebagai strategi penguatan ketahanan daerah terhadap berbagai faktor, termasuk perubahan iklim dan layanan kesehatan inklusif.
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Erwan Setiawan dalam keterangan di Bandung, Rabu, mengungkapkan komitmen transfer pengetahuan tersebut menjadi poin krusial dalam pertemuan bilateral antara dirinya dengan Duta Besar (Dubes) Republik Kuba untuk Indonesia, Dagmar Gonzales Grau.
Langkah diplomasi yang dikedepankan dalam pertemuan itu, kata Erwan, sangat strategis mengingat reputasi global Kuba yang mampu membangun sistem kesehatan masyarakat yang tangguh meski di tengah keterbatasan.
Menurut Erwan, hal itu adalah sebuah model yang dinilai sangat relevan untuk diterapkan di Jawa Barat yang memiliki densitas populasi tinggi, sehingga jarak geografis tidak menjadi halangan untuk menyamakan visi pembangunan sosial dengan Kuba.
Baca juga: Dubes RI dan Menlu Kuba bahas peningkatan kerja sama bilateral
"Kami sangat menghargai capaian Republik Kuba, terutama dalam bidang kesehatan, bioteknologi, pendidikan, serta penanggulangan bencana. Pengalaman Kuba dalam menyediakan layanan kesehatan inklusif dan pelayanan sosial berbasis komunitas sangat relevan dengan prioritas pembangunan di Jawa Barat," ujar Erwan.
Saat ini Pemprov Jabar tengah mengakselerasi pembangunan berkelanjutan yang mencakup berbagai sektor vital, mulai dari pendidikan inklusif, peningkatan kualitas layanan kesehatan, pelestarian lingkungan hidup, hingga pengurangan risiko bencana.
Kuba dipandang sebagai mitra paling tepat untuk melakukan pertukaran ilmu (transfer of knowledge), terutama terkait pelatihan tenaga medis spesialis dan adaptasi terhadap krisis iklim yang kini menjadi ancaman global.
Baca juga: Jabar-Shizuoka perkuat kolaborasi pendidikan hingga penanganan bencana
"Kami melihat peluang besar untuk berkolaborasi melalui proyek percontohan, program peningkatan kapasitas, hingga pertukaran antar-masyarakat. Kerja sama ini diharapkan memperkuat hubungan bilateral di tingkat nasional dan memberikan manfaat nyata bagi warga Jabar," kata Wagub Erwan.
Selain masalah kesehatan dan bencana, pertemuan yang diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, Selasa (23/12), dan turut dihadiri Sekretaris Pertama Kedubes Kuba Juan Francisco Noyola Ugalde tersebut menghasilkan kesepakatan konkret di bidang diplomasi budaya.
Sebagai wujud nyata dari penguatan hubungan kedua wilayah, Jabar dan Kuba menyepakati rencana perhelatan budaya besar di Kota Bandung pada tahun 2026. Agenda tersebut diproyeksikan menjadi panggung akulturasi seni dan budaya yang akan mempererat ikatan masyarakat kedua belah pihak secara langsung.
Baca juga: Basarnas dan JQR latih relawan kebencanaan di 27 kabupaten/kota Jabar
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Erwan Setiawan dalam keterangan di Bandung, Rabu, mengungkapkan komitmen transfer pengetahuan tersebut menjadi poin krusial dalam pertemuan bilateral antara dirinya dengan Duta Besar (Dubes) Republik Kuba untuk Indonesia, Dagmar Gonzales Grau.
Langkah diplomasi yang dikedepankan dalam pertemuan itu, kata Erwan, sangat strategis mengingat reputasi global Kuba yang mampu membangun sistem kesehatan masyarakat yang tangguh meski di tengah keterbatasan.
Menurut Erwan, hal itu adalah sebuah model yang dinilai sangat relevan untuk diterapkan di Jawa Barat yang memiliki densitas populasi tinggi, sehingga jarak geografis tidak menjadi halangan untuk menyamakan visi pembangunan sosial dengan Kuba.
Baca juga: Dubes RI dan Menlu Kuba bahas peningkatan kerja sama bilateral
"Kami sangat menghargai capaian Republik Kuba, terutama dalam bidang kesehatan, bioteknologi, pendidikan, serta penanggulangan bencana. Pengalaman Kuba dalam menyediakan layanan kesehatan inklusif dan pelayanan sosial berbasis komunitas sangat relevan dengan prioritas pembangunan di Jawa Barat," ujar Erwan.
Saat ini Pemprov Jabar tengah mengakselerasi pembangunan berkelanjutan yang mencakup berbagai sektor vital, mulai dari pendidikan inklusif, peningkatan kualitas layanan kesehatan, pelestarian lingkungan hidup, hingga pengurangan risiko bencana.
Kuba dipandang sebagai mitra paling tepat untuk melakukan pertukaran ilmu (transfer of knowledge), terutama terkait pelatihan tenaga medis spesialis dan adaptasi terhadap krisis iklim yang kini menjadi ancaman global.
Baca juga: Jabar-Shizuoka perkuat kolaborasi pendidikan hingga penanganan bencana
"Kami melihat peluang besar untuk berkolaborasi melalui proyek percontohan, program peningkatan kapasitas, hingga pertukaran antar-masyarakat. Kerja sama ini diharapkan memperkuat hubungan bilateral di tingkat nasional dan memberikan manfaat nyata bagi warga Jabar," kata Wagub Erwan.
Selain masalah kesehatan dan bencana, pertemuan yang diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, Selasa (23/12), dan turut dihadiri Sekretaris Pertama Kedubes Kuba Juan Francisco Noyola Ugalde tersebut menghasilkan kesepakatan konkret di bidang diplomasi budaya.
Sebagai wujud nyata dari penguatan hubungan kedua wilayah, Jabar dan Kuba menyepakati rencana perhelatan budaya besar di Kota Bandung pada tahun 2026. Agenda tersebut diproyeksikan menjadi panggung akulturasi seni dan budaya yang akan mempererat ikatan masyarakat kedua belah pihak secara langsung.
Baca juga: Basarnas dan JQR latih relawan kebencanaan di 27 kabupaten/kota Jabar




:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/24/featured-a785c7c9fabe99e57f054a613bfdad8e_1766533650-b.jpg)
