Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan perjanjian Indonesia—Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia—EAEU FTA) menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan dagang Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan pemerintah berkomitmen untuk memastikan implementasi EAEU FTA berjalan efektif dan berkelanjutan. Adapun, perjanjian ini diharapkan membuka peluang ekspor yang lebih besar dan menarik investasi ke Indonesia.
Menurut Budi, komitmen ini akan ditindaklanjuti melalui penguatan kerja sama teknis, fasilitasi perdagangan, hingga peningkatan peran dunia usaha agar dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat dan pelaku ekonomi kedua belah pihak.
“Penandatanganan ini menjadi pondasi strategis untuk mendorong peningkatan perdagangan, investasi, dan berbagai bentuk kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua pihak,” kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (24/12/2025).
Namun, dia menambahkan, efektivitas implementasi FTA sangat bergantung pada hubungan dagang yang erat antara pelaku usaha dan pemangku kepentingan, sehingga manfaat perjanjian ini bisa langsung dirasakan.
Adapun, Budi mengusulkan pembentukan business council Indonesia—EAEU untuk memfasilitasi komunikasi dan menghubungkan pelaku usaha kedua pihak.
Baca Juga
- Kemendag Pede Distribusi Minyakita Lewat Bulog-BUMN Pangan Efektif Turunkan Harga
- Kemendag Pantau Kenaikan Harga Komoditas Pangan Imbas Faktor Cuaca
- Kemendag Ancam Cabut Izin Distributor yang Jual Minyakita Bundling
Sementara itu, Menteri Perdagangan Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) Andrey Slepnev menilai perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis bagi EAEU.
“Kami melihat Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat, dan EAEU berkepentingan untuk ikut serta dalam perkembangan ekonomi tersebut ke depan melalui Indonesia—EAEU FTA, khususnya dalam pengembangan pasar perdagangan serta perolehan dan pemanfaatan teknologi baru,” ucap Slepnev.
Untuk diketahui, Uni Ekonomi Eurasia, yang terdiri dari Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgizstan, dan Rusia, merupakan tujuan ekspor ke-24 sekaligus asal impor ke-15 bagi Indonesia. Di sisi Uni Ekonomi Eurasia, Indonesia menempati posisi strategis sebagai mitra dagang terbesar ketiga di kawasan ASEAN setelah Vietnam dan Singapura.
Pada 2024, total perdagangan Indonesia dengan kawasan ini tercatat sebesar US$4,52 miliar, dengan nilai ekspor Indonesia mencapai US$1,89 miliar dan impor US$2,63 miliar.
Kemendag mencatat, ekspor utama Indonesia ke Uni Ekonomi Eurasia meliputi minyak kelapa sawit dan produk turunannya, korundum buatan, aluminium oksida dan aluminium hidroksida, serta komoditas perkebunan seperti kopra, kopi, dan kakao.
Sementara itu, impor didominasi batu bara, pupuk kimia, gandum dan meslin, besi paduan, serta produk besi baja setengah jadi.



