Amerika Serikat (AS) menunda rencana kenaikan tarif impor produk semikonduktor asal China hingga 2027.
Melansir AFP News, Rabu (24/12), Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) menyatakan China terbukti menggunakan kebijakan tidak adil untuk menguasai industri semikonduktor global. Temuan tersebut berasal dari investigasi "Section 301" yang diluncurkan sejak Desember 2024.
"Karena dominasi tersebut tidak masuk akal dan membebani atau membatasi perdagangan AS, sehingga dapat dituntut secara hukum," demikian pengumuman resmi Kantor Perwakilan Dagang/United States Trade Representative (USTR).
Meski demikian, pemerintah AS belum akan langsung memberlakukan tarif. Tarif impor yang saat ini berada di level nol persen baru akan dinaikkan dalam 18 bulan ke depan atau hingga 23 Juni 2027.
"Tingkat tarif 0 akan dinaikkan dalam 18 bulan pada tanggal 23 Juni 2027 menjadi tarif yang akan diumumkan paling lambat 30 hari sebelum tanggal tersebut," lanjut USTR.
Penyelidikan ini dimulai pada akhir masa jabatan Presiden Joe Biden dan tetap dilanjutkan setelah Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden AS pada Januari. Trump sendiri dikenal agresif dalam penggunaan tarif perdagangan, termasuk terhadap sektor baja, otomotif, dan berbagai industri strategis lainnya.
Dalam laporan hasil penyelidikan, USTR menilai China telah menerapkan “kebijakan non-pasar yang semakin agresif dan menyeluruh” untuk mendominasi industri semikonduktor. Kebijakan tersebut mencakup dukungan negara yang besar dan berkelanjutan kepada perusahaan swasta serta praktik ketenagakerjaan yang dinilai menekan upah.
Hubungan dagang AS dan China sebelumnya sempat memanas, namun kedua negara mencapai kesepakatan gencatan senjata dagang setelah eskalasi besar pada musim semi lalu.
Hingga kini, USTR belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan penundaan kenaikan tarif selama 18 bulan tersebut.





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5454867/original/055103900_1766577882-Banner_Infografis_BMKG_H.jpg)