GenPI.co - Bank of England memperingatkan bahwa serangan siber kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitas sistem keuangan Inggris.
Sejumlah insiden besar yang terjadi sepanjang tahun ini, termasuk serangan terhadap Jaguar Land Rover (JLR) dan Marks & Spencer (M&S), kian menegaskan besarnya risiko tersebut.
Dalam Laporan Stabilitas Keuangan (Financial Stability Report/FSR), bank sentral pun mencatat banyak perusahaan responden survei menempatkan serangan siber sebagai salah satu risiko utama bagi sistem keuangan nasional.
Gubernur Bank of England Andrew Bailey menilai ancaman ini mengalami peningkatan paling tajam.
"Jika kita melihat daftar risiko pasca-krisis keuangan dan menilai mana yang naik paling signifikan, saya khawatir risiko siber berada di posisi teratas," ujar Bailey, dilansir PA Media, Selasa (23/12).
Dia menegaskan ancaman ini tidak akan pernah sepenuhnya hilang dan harus dihadapi dengan keterbukaan serta kewaspadaan tinggi.
Menurut Bailey, penguatan sistem pertahanan digital tidak serta-merta menghilangkan risiko, karena pelaku kejahatan siber juga terus mengembangkan metode serangan.
"Kerja sama yang berkelanjutan di sektor keuangan menjadi sangat penting mengingat perannya yang krusial bagi perekonomian," tuturnya.
Laporan tersebut juga menyoroti meningkatnya ketegangan geopolitik global berkorelasi dengan lonjakan serangan siber.
Selain itu, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) turut membuka celah risiko baru dan berpotensi mempermudah pelaku kejahatan dalam melancarkan serangan.
Peringatan ini muncul setelah JLR mengalami serangan siber besar pada awal tahun.
Hal itu memaksa perusahaan menghentikan produksi kendaraan selama lebih dari sebulan dan menimbulkan biaya pemulihan yang signifikan.
Dampaknya meluas ke perekonomian nasional dan disebut sebagai salah satu faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal ketiga.
Selain JLR, gelombang serangan siber tahun ini juga menyasar sejumlah peritel besar seperti M&S.
Serangan tersebut menyebabkan gangguan operasional dan makin menegaskan bahwa ancaman siber kini menjadi isu serius lintas sektor. (*)
Tonton Video viral berikut:




