Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten tercatat menjajal aksi korporasi berupa akuisisi pada 2025, mulai dari entitas Grup Djaum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) hingga Grup Astra, PT Astra International Tbk. (ASII).
Mengawali 2025, TOWR mengumumkan mengambil 40% saham emiten penyedia jasa internet PT Remala Abadi Tbk. (DATA). Akuisisi itu dilakukan dengan tujuan memperluas jaringan usaha TOWR pada infrastruktur telekomunikasi.
Kemudian, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) mengakuisisi saham Shell Singapore Pte. Ltd. (SSPL) di Shell Energy and Chemicals Park (SECP)—yang kini menjadi Aster Energy and Chemicals Park—di Singapura pada awal April 2025.
Chandra Asri diketahui menggelontorkan dana US$202,99 juta atau setara dengan Rp3,39 triliun untuk mengendalikan SECP.
Masuk ke paruh kedua 2025, emiten konglomerasi ASII mengakuisisi 83,67% saham PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) melalui entitas usahanya PT Saka Industrial Arjaya (SIA).
Kemudian, emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro, PT Petrosea Tbk. (PTRO) serta PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) juga telah berkongsi mengakuisisi 100% saham Grup Hafar.
Baca Juga
- Energi Mega (ENRG) Tambah Modal Tunas Harapan Perkasa Rp250,32 Miliar
- IHSG di Fase Uji Daya Tahan, Net Buy Asing Mengalir Kencang
- KALEIDOSKOP 2025: Perjalanan Rekor ATH IHSG 23 Kali Sepanjang 2025
Dalam akuisisi ini, Petrosea mengakuisisi 51% saham Grup Hafar melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sedangkan Rukun Raharja mengakuisisi 49% saham di Grup Hafar.
Sayap otomotif Grup Salim, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) melalui anak usahanya PT National Assemblers (NA) juga telah mengakuisisi 99,9% saham PT Nissan Motor Indonesia (NMI), perseroan terbatas yang berkedudukan di Kabupaten Purwakarta.
Lalu, emiten Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG) melakukan akuisisi 55% saham PT Kios Ria Kreasi (KRK) yang sedang mengembangkan proyek theme park di Bali. Aksi akuisisi tersebut dilakukan KPIG melalui anak usahanya, PT MNC Development Bali.
PT Green Power Group Tbk. (LABA) juga telah merampungkan akuisisi 65% saham PT Aceh Mineral Abadi (AMA) pada 3 September 2025. Akuisisi itu menjadi bagian langkah strategis LABA untuk masuk lebih dalam ke rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).
PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) telah mengakuisisi minoritas atau 9,6% saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE). ITMG pun membuka peluang untuk menambah portofolio aset di pertambangan nikel itu.
NICE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel melalui kegiatan eksplorasi melalui proyek nikel laterit.
PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk. (PACK) juga melalui dua entitas anaknya mengumumkan transaksi akuisisi saham pada dua perusahaan tambang mineral di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Aksi akuisisi juga datang dari sektor properti. PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) melalui dua anak usahanya, PT Abadi Jaya Sakti (AJS) dan PT Tigamitra Ekamulia (TME), resmi mengakuisisi aset Imperial Aryaduta Hotel & Country Club (IAHCC) dari entitas asal Singapura, First Real Estate Investment Trust (First REIT). Transaksi senilai Rp332,2 miliar itu melibatkan pembelian seluruh saham PT Karya Sentra Sejahtera (KSS), pemilik IAHCC.
Jelang akhir tahun, emiten komponen otomotif besutan konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) resmi mengakuisisi perusahaan manufaktur komponen plastik kendaraan roda empat PT Mah Sing Indonesia.
Lalu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) resmi menyelesaikan transaksi akuisisi dan pengalihan portofolio pembiayaan milik PT Arthaasia Finance (AAF) pada Jumat, 7 November 2025. Total nilai transaksi berdasarkan akta pengalihan, akta novasi I, dan akta novasi II sebesar Rp1,06 triliun.
Emiten batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) juga resmi merampungkan akuisisi 100% saham perusahaan tambang emas asal Australia, Wolfram Limited (WFL), dengan total nilai transaksi mencapai Rp698,98 miliar atau setara AUS$63,5 juta.
Emiten yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu, PTRO juga melalui anak usahanya telah merampungkan akuisisi saham Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL) senilai 10,3 juta dolar Singapura atau setara dengan Rp132,32 miliar. Transaksi akuisisi 60% saham Scan-Bilt itu diselesaikan oleh Petrosea Service Solutions Ltd. pada 21 November 2025. Saham Scan-Bilt diakuisisi dari TCAL Engineering Pte. Ltd.
PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) melalui anak usahanya PT Bakrie Toll Indonesia juga telah merampungkan akuisisi 90% saham PT Cimanggis Cibitung Tollways dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Waskita Toll Road senilai total Rp3,56 triliun.
Pada awal Desember 2025, emiten Happy Hapsoro, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) kemudian resmi mengakuisisi anak usaha PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) PT Bukit Permai Properti senilai Rp536,28 miliar.
Sederet emiten pun masih ancang-ancang akuisisi. Terbaru, PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA) ancang-ancang untuk mengakuisisi perusahaan batu bara PT Trimata Coal Perkasa dengan nilai diperkirakan mencapai Rp1,6 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen MAJA menjelaskan bahwa pemegang saham pengendali perseroan yakni PT Triple Berkah Bersama (Triple B) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan pemegang saham pengendali Trimata Coal Perkasa tentang kesepakatan awal rencana akuisisi 45% saham milik pemegang saham pengendali Trimata Coal Perkasa oleh MEJA.
"Akuisisi tersebut akan dilakukan sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku di pasar modal," kata Direktur Utama Harta Djaya Karya Richie Adrian Hartanto S dalam suratnya di keterbukaan informasi pada Selasa (23/12/2025).
Emiten portofolio Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) tengah berada dalam proses untuk mengakuisisi saham PT Link Net Tbk. (LINK) dari Axiata Group.
PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan anak usaha PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB), PT J Resources Nusantara (JRN) untuk mengakuisisi 99,99% saham PT Arafura Surya Alam (ASA). Nilai transaksi yang mencakup enterprise value mencapai US$540 juta.
Pengamat Pasar Modal Indonesia Reydi Octa mengatakan faktor yang mendorong ramainya aksi akuisisi oleh emiten pada 2025 adalah optimisme pasar saham yang sedang menguat. Indeks saham yang cenderung menguat memberi keyakinan perusahaan untuk berekspansi.
"Tren pemangkasan suku bunga juga membuat emiten melihat ini sebagai momen untuk ekspansi melalui akuisisi aset atau anak perusahaan dengan tujuan untuk melakukan perluasan bisnis atau diversifikasi,” kata Reydi kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Ke depan pun menurutnya akan banyak aset yang bisa diakuisisi dan dapat menjadi katalis di pasar saham. Akuisisi juga bisa menjadi jalan untuk tumbuh lebih cepat daripada membangun dari awal.
"Namun tantangannya adalah kekeliruan dalam proses valuasi aset yang akan diakusisi, misalnya membeli aset yang divaluasi terlalu mahal, perusahaan yang diakuisisi belum tentu bisa bersinergi dengan perusahaan induk,” ujar Reydi.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusti juga mengatakan aksi akuisisi yang dijalankan emiten sedang ramai didorong iklim investasi kondusif seiring dengan penguatan pasar saham Indonesia.
“Sentimennya [aksi akuisisi] positif bagi emiten. Reduction borrowing cost sudah terasa, aksi ekspansi jadi lebih intens ke depannya. Jadi, [aksi akuisisi] bisa memperkuat kinerja fundamental mereka,” ujar Nafan.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/3187421/original/067871800_1595417306-jaksa_agung__1_.jpg)