HARAPAN Indonesia untuk mengulang bahkan melampaui tradisi medali emas di kancah Olimpiade mendapat angin segar.
Melalui upaya diplomasi intensif, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) berhasil memastikan dua lifter andalan Tanah Air, Rizki Juniansyah dan Rahmat Erwin Abdullah, tidak akan lagi "saling sikut" di kelas yang sama pada Olimpiade 2028 mendatang.
Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, mengungkapkan bahwa Federasi Angkat Besi Dunia (IWF) telah menerima usulan pembagian kelas baru. Dalam skema di LA 2028, Rizki diproyeksikan turun di kelas 75 kg, sementara Rahmat akan berlaga di kelas 85 kg.
"Diplomasi KOI kepada IWF akhirnya diterima. Jika selama ini kita pusing karena dua jagoan kita berada di satu kelas, di LA 2028 nomornya bisa dipecah," ujar Raja Sapta di Kantor KOI, Senayan, Jakarta, Rabu (24/12).
Keputusan ini menjadi momentum krusial bagi peta kekuatan angkat besi Indonesia. Strategi memisahkan kedua lifter ini dinilai sebagai langkah taktis untuk memaksimalkan potensi dua medali emas sekaligus. Sinyal positif tersebut sudah terlihat jelas pada ajang SEA Games 2025 di Thailand baru-baru ini.
Rizki tampil perkasa di kelas 79 kg dengan raihan emas disertai pemecahan rekor dunia. Setali tiga uang, Rahmat juga mendominasi dengan merebut podium tertinggi di kelas 88 kg.
"Di SEA Games kemarin, keduanya tampil luar biasa. Bukan sekadar rekor Asia Tenggara atau Asia, tapi rekor dunia. Ini menjadi bahan bakar semangat kita menuju 2028," tambah Raja Sapta.
Kendati peluang terbuka lebar, KOI tetap akan melakukan evaluasi berkala. Tolok ukur utama kesiapan fisik dan mental kedua lifter tersebut akan diuji pada Asian Games 2026 yang berlangsung di Nagoya, Jepang.
Ajang tersebut akan menjadi parameter penting bagi tim pelatih dan federasi untuk mematangkan strategi sebelum bertolak ke Amerika Serikat.
"Asian Games Nagoya kurang dari satu tahun lagi, tepatnya September 2026. Dari sana, kita bisa mengukur peluang riil untuk Olimpiade," pungkasnya.
Dengan pemisahan kelas itu, Indonesia kini memiliki dua tumpuan utama yang diharapkan mampu menjaga dan meningkatkan supremasi angkat besi Indonesia di level tertinggi dunia. (I-3)



