REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG, – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan bahwa hingga akhir November 2025, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mencapai Rp2,69 triliun yang mencakup 62.853 debitur. Adi Setiawan, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu Provinsi NTT, menyatakan bahwa penyaluran terbesar dilakukan melalui Bank BRI dengan total Rp2,19 triliun.
Skema mikro mendominasi penyaluran KUR dengan nilai Rp1,99 triliun untuk 59.693 debitur. Berdasarkan wilayah, Kota Kupang mencatat penyaluran terbesar sebesar Rp290,85 miliar untuk 3.699 debitur, sementara Kabupaten Malaka dan Kabupaten Sabu Raijua memiliki penyaluran terendah masing-masing Rp16,00 miliar dan Rp5,07 miliar.
KUR menjadi alat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan usaha di tengah dinamika ekonomi. "KUR memberikan keunggulan kompetitif, memungkinkan masyarakat tetap produktif dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumtif," ujar Adi. Ia menekankan pentingnya sosialisasi agar KUR dapat diakses lebih merata di seluruh wilayah NTT.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Selain KUR, penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro (Umi) hingga 30 November 2025 mencapai Rp354,68 miliar untuk 70.016 debitur. Penyaluran terbesar dilakukan oleh Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan Rp338,69 miliar untuk 67.397 debitur. Kabupaten Manggarai menjadi penerima terbesar dengan Rp36,59 miliar untuk 6.915 debitur.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.


