VATIKAN, DISWAY.ID— Paus Leo XIV merayakan Natal pertamanya sebagai Uskup Roma dengan memimpin rangkaian liturgi Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada 25 Desember 2025.
Perayaan ini sekaligus menjadi momen bersejarah karena berlangsung dalam kerangka Tahun Yubileum 2025 bertema Peziarah Harapan.
Perayaan Natal diawali pada malam 24 Desember 2025 dengan Misa Malam Natal yang dimulai pukul 22.00 waktu setempat di Basilika Santo Petrus.
BACA JUGA:Momen Romantis Bek Timnas Indonesia Justin Hubner Lamar Jennifer Coppen, Netizen: Couple Goals
Jadwal ini menandai kembalinya tradisi liturgi malam Natal yang lebih mendekati waktu tengah malam, setelah pada masa pandemi dan tahun-tahun berikutnya misa vigil dimajukan ke waktu lebih awal.
Pada Misa Malam Natal tersebut, Paus Leo XIV secara resmi membuka Pintu Suci Basilika Santo Petrus, menandai dimulainya Tahun Yubileum 2025. Pembukaan Pintu Suci menjadi simbol terbukanya pintu rahmat, pengampunan, dan harapan bagi seluruh umat.
“Ini adalah malam ketika pintu harapan terbuka lebar bagi dunia; malam ketika Tuhan berkata kepada setiap orang: selalu ada harapan,” ujar Paus dalam homilinya.
Pada Hari Raya Natal, 25 Desember 2025 ini, Paus Leo XIV memimpin Misa Hari Natal pukul 10.00 pagi waktu setempat di Basilika Santo Petrus.
Ribuan umat dari berbagai negara memadati lapangan dan basilika, sementara jutaan lainnya mengikuti secara daring dan siaran internasional.
BACA JUGA:GANAS! Kecerdasan Taktis John Herdman Siap Bawa Timnas Indonesia ke Level Berikutnya
Tepat pukul 12.00 siang, Paus menyampaikan berkat tradisional Urbi et Orbi—berkat bagi Kota Roma dan dunia—dari balkon tengah Basilika Santo Petrus.
Dalam pesannya, Paus Leo XIV menyerukan agar dunia mendiamkan suara senjata dan menempuh jalan rekonsiliasi di tengah meningkatnya konflik global.
“Semoga suara senjata dibungkam di wilayah-wilayah yang dilanda perang, dan semoga keberanian untuk berdialog menggantikan logika kekerasan,” kata Paus.
Ia secara khusus menyinggung konflik di Ukraina, Gaza, Sudan, Lebanon, Suriah, serta berbagai kawasan lain yang mengalami krisis kemanusiaan berkepanjangan.
Paus menyoroti penderitaan warga sipil, terutama anak-anak, yang menjadi korban kekerasan dan perang.
- 1
- 2
- »


