Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan tuduhan langsung terhadap kelompok yang ia sebut sebagai “radical left” atau kiri radikal yang telah lama ia anggap sebagai penentangnya dalam pesan Natal yang diunggah melalui akun media sosial resminya, Kamis (25/12).
Dalam unggahan itu, Trump menuding kelompok kiri radikal berupaya merusak AS, meski ia mengklaim upaya tersebut gagal. “Selamat Natal untuk semua, termasuk kaum kiri radikal yang hina dan melakukan segala cara untuk menghancurkan negara kami, tetapi gagal total,” kata Trump di akun X miliknya.
Trump kemudian mengaitkan tuduhan tersebut dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditinggalkan oleh pemerintahannya. Ia menyebut agenda-agenda yang kerap diasosiasikan dengan kelompok progresif sebagai sesuatu yang tidak lagi berlaku di AS. “Kami tidak lagi memiliki perbatasan terbuka, laki-laki di olahraga perempuan, transgender untuk semua orang, atau penegakan hukum yang lemah," ujarnya.
Menurut Trump, kegagalan kelompok kiri radikal tercermin dari kondisi ekonomi dan keamanan nasional yang ia klaim membaik. Ia, misalnya, menyatakan AS mencatat kinerja ekonomi yang kuat, ditandai dengan rekor pasar saham dan dana pensiun, inflasi yang disebutnya nihil, serta angka kriminalitas terendah dalam beberapa dekade terakhir.
Trump juga mengklaim pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS mencapai 4,3%, atau dua poin persentase lebih tinggi dari perkiraan. Menurutnya, kebijakan tarif perdagangan telah memberikan kontribusi triliunan dolar terhadap pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi nasional. Ia juga menyebut AS kembali dihormati di tingkat global, dengan keamanan nasional yang diklaim sebagai yang terkuat sepanjang sejarah negara tersebut.
Trump tak ragu menyebut kebijakan tarif perdagangannya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan kekuatan negara. “Tarif itu telah memberi kami triliunan dolar dalam pertumbuhan dan kemakmuran, serta keamanan nasional terkuat yang pernah kami miliki,” tulis Trump. “Kami kembali dihormati, mungkin seperti belum pernah sebelumnya.”
Ini bukan kali pertama Trump bertingkah seperti itu. Pada 2023 lalu, Trump juga pernah melontarkan serangan politis di dalam pesan natalnya, termasuk menyinggung Presiden AS kala itu, Joe Biden.




