FAJAR.CO.IS, MAROS — Ketekunan dan kesabaran Ziyad Safwan, pemuda asal Maros, Sulawesi Selatan, berbuah manis. Setelah melalui proses panjang dan berbagai ujian, ia berhasil meraih sanad resmi Al-Qur’an dari seorang syaikh di Makkah, Arab Saudi, saat menimba ilmu di Masjidil Haram.
Pemuda asal Maros, Sulawesi Selatan ini, pernah dikenal publik sebagai finalis Lomba Hafiz Cilik 2015 lalu, yang ditayangkan salah satu stasiun televisi nasional. Namun, perjalanan hidup Ziyad setelah itu justru jauh dari sorotan kamera.
Ziyad memilih melanjutkan perjuangan menghafal dan mendalami Al-Qur’an di Masjidil Haram, Makkah. Ia menjalani hari-harinya seorang diri, jauh dari orang tua dan keluarga di Tanah Air. Kehidupan mandiri di Tanah Suci ia jalani dengan penuh kesederhanaan dan kedisiplinan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Ziyad berjualan produk komoditas asal Indonesia. Aktivitas tersebut ia jalani di sela-sela waktu murojaah dan setoran hafalan. Meski harus membagi waktu antara belajar dan bekerja, ia tetap menjaga komitmen utama: Al-Qur’an tidak boleh ditinggalkan.
Perjuangan itu akhirnya berbuah hasil. Setelah melalui ujian dan proses panjang, Ziyad memperoleh sanad resmi Al-Qur’an dari seorang syaikh di Makkah. Sanad tersebut menjadi pengakuan atas kualitas bacaan dan hafalannya, sekaligus amanah besar untuk menjaga Al-Qur’an dengan ilmu dan adab.
Kisah Ziyad Safwan menunjukkan bahwa jalan ilmu sering kali menuntut pengorbanan yang tidak ringan. Dengan ketekunan, kemandirian, dan keikhlasan, seorang anak bangsa mampu menapaki jalan mulia, bahkan di tengah keterbatasan, demi menjaga Kalamullah di tempat paling suci bagi umat Islam. (sam/fajar)




