“Orang tua lebih mendukung saya di sepak bola. Karena saya awalnya memang sepak bola, pernah di PSM Makassar junior. Tetapi jalan karir menentukan yang lain, saya gabung di timnas futsal.”
WIDYAWAN SETIADI
Makassar
Muhammad Al Fayyadh Rafarrel Haerul, salah satu talenta asal Kota Makassar, yang kini tampil di pentas Asia. Dia satu dari 14 timnas Futsal Indonesia yang dikirim ke Thailand untuk mengikuti ajang Piala AFF 202.
Pemuda kelahiran 6 Juni 2009 itu tidak menyangka jalan karirnya sejauh ini. Padahal, pada awalnya dia bukan pemain futsal, namun pesepakbola.
Putra dari pasangan Haerul Arsyad dan Wildana Usman tersebut mengawali karirnya dari SSB Bangau Putra. Kemudian pada tahun 2022, dia bergabung dengan PSM U14. Karirnya cukup bagus di sana, karena dia juga terlibat dalam ajang Elite Pro Academi (EPA). Termasuk membela PSM U16 pada 2024 lalu.
“Orang tua sebenarnya lebih mendukung saya di sepak bola. Karena saya dulu awalnya dari SSB Bangau Putra, terus gabung PSM Makassar junior di EPA,” ujarnya kepada FAJAR, Sabtu, 20 Desember, malam.
Lebih lanjut siswa SMA Negeri 8 Makassar itu menyampaikan, pada saat libur kompetisi, dia mencoba untuk mengikuti seleksi tim futsal regional. Kemudian berjuang dalam seleksi nasional, hingga akhirnya lolos menjadi bagian dari tim nasional Indonesia.
“Kan biasanya libur bertanding bola di Makassar, terus ada seleksi di region, lulus dan berangkat ke Jakarta ikut series nasional. Nah pas ada seleksi timnas, saya coba ikut, tidak berharap lebih sih. Ternyata bisa lolos 24 besar. Dari 24 pemain itu ada seleksi lagi ke 14 pemain untuk berangkat ke Thailand dan saya bisa lolos dan besok berangkat ke Thailand,” lanjutnya.
Bukan hanya profesi saja yang berubah, posisinya pun kini berubah. Semasa di PSM, dia menjadi stopper, namun kini menjadi pengolah serangan. “Waktu di PSM saya stopper, sekarang di futsal jadi pivot,” imbuhnya.
Pemuda yang akrab disapa Rafa itu juga membeberkan, dukungan sekolah sangat berarti bagi karirnya. Sebab, semasa seleksi, dia selalu dipinjamkan sepatu dari sekolah.
Dia mengaku, selama bermain futsal dia hanya bermodalkan meminjam sepatu, baik dari sekolah mau pun teman-temannya. bahkan saat mengikuti seleksi nasional pun, dia masih menggunakan sepatu yang dipinjamkan pihak sekolah.
“Sekolah sangat memberikan dukungan. Karena saya itu main futsal kan tidak punya sepatu, jadi dipinjamkan sama sekolah. Kadang juga pinjam-pinjam sama teman. Waktu seleksi timnas saja masih pinjam punya sekolah. Nanti di timnas ini baru difasilitasi sepatu, sebelumnya belum pernah punya,” ungkapnya.
Dia membeberkan, semangat perjuangannya tidak akan berhenti di sini. Dia bertekad menjadi tulang punggung futsal nasional i berbagai ajang kejuaraan pada masa-masa mendatang.
“Tentu mau terus beruang untuk Indonesia. Tapi saya fokus dulu di sini, karena tanggal 23 pertandingan dimulai. Pesertanya ini lima negara, jadi nanti peringkat satu dan dua akan masuk final. Lawan kami itu ada Myanmar, Vietnam, Brunei, sama Thailand selaku tuan rumah,” jelasnya.
Dia juga berpesan kepada rekan-rekannya, agar tidak cepat putus asa. Menurutnya, setiap perjuangan yang dilalui akan menuai hasilnya sendiri. Sehingga, tidak boleh ada kata menyerah untuk mewujudkan mimpi yang diinginkan.
“Untuk teman-teman saya, jangan pernah putus asa berjuang untuk mimpi kita. Semua pasti ada jalannya kalau kita sungguh-sungguh di sana. Doakan saya bisa pulang dengan membawa emas,” pintanya.




