Banyak pakar keuangan sepakah bahwa formula pengelolaan keuangan terbaik adalah prinsip 50:30:20. Pada formula ini, 50 persen pendapatan dialokasikan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan, utang, dan dana darurat.
Generasi Z, yang terdiri dari individu berusia 12 hingga 27 tahun, cenderung lebih memilih metode soft saving yang lebih fleksibel dibandingkan dengan hard saving yang dikenal konservatif.
Mereka percaya bahwa menabung tidak harus dilakukan dengan menyisihkan jumlah besar. Sebaliknya, mereka lebih memilih untuk secara konsisten menyisihkan jumlah kecil demi menghindari stres finansial. Hal ini menunjukkan perubahan paradigma yang membiarkan mereka mampu menjalani gaya hidup sesuai keinginan tanpa terbebani oleh target finansial yang terlalu tinggi.
Dalam konteks soft saving, kesehatan mental menjadi prioritas utama. Generasi Z lebih mementingkan kualitas hidup di atas segalanya, di mana beban finansial yang berlebihan bisa memicu burnout. Dengan menekankan keseimbangan antara pengeluaran dan tabungan, mereka merasa lebih baik dalam mengelola keuangan, serta dapat menikmati berbagai aspek kehidupan, termasuk hobi dan liburan.
Konsep Soft Saving dalam Kehidupan Sehari-hariPraktik soft saving cukup sederhana. Dengan menabung dalam jumlah kecil, mereka dapat membangun kebiasaan finansial yang sehat.
Misalnya, jika seseorang menerima uang kembalian saat makan siang, ia dapat menyisihkan sebagian dari uang tersebut untuk ditabung. Metode ini tidak hanya membantu dalam mencari cara kreatif untuk menabung, tetapi juga menjadikan proses menabung jadi lebih menyenangkan.
Jika seseorang mengalokasikan anggaran Rp 30.000 untuk makan siang tetapi hanya menghabiskan Rp 20.000, sisa Rp 10.000 dapat langsung ditabung.
Jika kebiasaan ini dijalankan secara konsisten selama 20 hari kerja, dalam waktu satu bulan seseorang dapat mengumpulkan tabungan hingga Rp 200.000 tanpa terasa. Untuk mempermudah prosesnya, tersedia fitur tabungan otomatis yang memungkinkan dana langsung dipindahkan ke rekening tabungan khusus.
Metode soft saving dinilai efektif membantu banyak orang membangun kebiasaan menabung tanpa tekanan berlebih. Dengan menyisihkan dana dalam jumlah kecil secara rutin, aktivitas sehari-hari tetap dapat berjalan normal, sementara kondisi keuangan perlahan menjadi lebih kuat.
Sejumlah negara juga telah menerapkan pendekatan serupa melalui layanan tabungan otomatis, yang terbukti mampu membantu generasi muda mengumpulkan dana secara konsisten tanpa harus mengatur transfer manual.



