jpnn.com - JOMBANG - Pengasuh PP Mamba’ul Ma’arif, Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam cemas dengan perkembangan kemelut di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Menurutnya, permasalahan internal PBNU sudah terjadi sejak awal kepemimpinan mandataris Muktamar ke-34 di Lampung, yakni Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
BACA JUGA: Gus Yahya Melawan, Anggap Hasil Syuriyah & Penetapan Pj Ketum PBNU Tak Berdasar
Gus Salam menjelaskan bahwa nasib mandataris; top leaders lembaga syuriyah dan tanfidziyah PBNU, berada di ujung kepemimpinan.
Dia pun meminta para pengurus NU di wilayah dan cabang, termasuk juga PCINU agar berani dan tegas bersikap.
BACA JUGA: Tokoh NU Nilai Muktamar Luar Biasa Bisa Jadi Jalan Terbaik Selesaikan Kisruh PBNU
"Mereka harus berani dan tegas untuk menjalankan komitmen bersama di Muskub Lirboyo, Kediri,” kata Gus Salam.
“Komitmen itu merupakan ikhtiar bersama untuk menyelamatkan organisasi dengan mengakhiri konflik yang berkepanjangan, tidak bermanfaat, dan bikin malu semua warga jam’iyyah,” imbuhnya.
Menurutnya, Miftachul Akhyar dan Yahya Cholil Staquf lebih baik mengakui kesalahan.
"Lebih baik keduanya mengakui kesalahan. Kemudian, mengundurkan diri sebagai tanggung jawab moral dan manajerial terhadap krisis berkepanjangan yang membelit PBNU,” ujar Gus Salam.
“Itu bisa menyelamatkan dan membangkitkan harapan PW-PC-PCINU hingga ranting dan banom-banom NU untuk tetap optimistis."
"Mereka berdua itu sedang membantu (khidmah) memimpin santri-santri Mbah Hasyim dan muassis yang lain, bukan sedang memimpin dan mengikat para pengikut yang berada di jam’iyyah dan jamaah NU untuk mengikuti ambisi mereka. Ingat itu, dan hati-hati,” ujar Gus Salam. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan


