Masih Kesulitan Imbangi Tim Papan Atas, Tomas Trucha Siapkan Perombakan PSM Makassar di Putaran Kedua Terutama Pemain Asing

harianfajar
21 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, MAKASSAR — PSM Makassar sedang berada di fase pencarian jati diri. Di atas kertas, Pasukan Ramang tidak pernah benar-benar terlempar dari persaingan. Namun setiap kali berhadapan dengan tim papan atas, cerita yang muncul nyaris selalu sama: permainan cukup menjanjikan, peluang tercipta, tetapi hasil akhir tak berpihak. Kekalahan tipis 0-1 dari Malut United FC pada laga terakhir menjadi cermin paling jujur atas problem yang belum terselesaikan.

Kini, PSM kembali dihadapkan pada ujian berat. Laga tunda pekan ke-8 BRI Super League 2025/2026 melawan Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu, 27 Desember 2025, datang di saat kepercayaan diri tim belum sepenuhnya pulih. Persib tengah menanjak, sementara PSM masih berjuang menemukan konsistensi di bawah pelatih anyar, Tomas Trucha.

Kekalahan dari Malut United sebenarnya menyakitkan karena terjadi dengan cara yang sama seperti beberapa laga sebelumnya. PSM tampil dominan dalam penguasaan bola, menciptakan sejumlah peluang, namun gagal mengonversinya menjadi gol. Sebaliknya, satu kelengahan di awal laga langsung dihukum. Gol Malut United tercipta saat pertandingan baru berjalan dua menit—dari percobaan pertama dan peluang pertama lawan.

“Kenapa kita kalah? Karena kita membuat ini mudah untuk lawan,” kata Tomas Trucha, blak-blakan. “Kita memberi peluang di menit-menit awal dan mereka bisa mencetak gol mudah. Sementara kita tidak mengonversi peluang-peluang yang kita miliki.”

Pernyataan itu bukan sekadar evaluasi pertandingan, melainkan diagnosis atas penyakit lama yang belum sembuh. Efektivitas. Dalam sepak bola modern, dominasi tanpa ketajaman hanya akan menjadi statistik kosong. Dan itulah yang berulang kali dialami PSM musim ini.

Tak ada waktu untuk berlama-lama meratapi hasil. Tomas Trucha memilih jalan keras. Tidak ada libur bagi Yuran Fernandes dan kawan-kawan. Selama enam hari penuh, tim digembleng dengan menu latihan yang fokus pada penyelesaian akhir dan konsentrasi bertahan, dua aspek yang paling sering mengkhianati PSM di laga-laga besar.

Latihan itu bukan sekadar pengulangan finishing, tetapi juga simulasi tekanan pertandingan. Tomas ingin para pemain terbiasa mengambil keputusan cepat di kotak penalti—sesuatu yang kerap hilang saat PSM berada di momen krusial.

Namun masalah PSM Makassar tidak berdiri sendiri. Ia berkelindan dengan proses transformasi besar yang sedang dijalankan Tomas Trucha. Dalam tiga musim terakhir, PSM dikenal sebagai tim yang solid dalam bertahan, rapat di lini belakang, dan mematikan lewat serangan balik. Pola ini membawa hasil, bahkan prestasi di level regional.

Tomas datang dengan pendekatan berbeda. Ia ingin PSM lebih berani menguasai permainan. Lebih banyak passing, lebih banyak possession, lebih banyak pergerakan tanpa bola, dan lebih banyak lari terobosan. Sebuah perubahan filosofi yang tidak sederhana, apalagi di tengah kompetisi yang berjalan.

“Sejak saya datang, saya katakan kepada pemain bahwa kita harus membuat lebih banyak peluang, lebih banyak passing, possession lebih banyak, dan lebih banyak lari terobosan,” ujar Tomas.

Transformasi ini membawa dua sisi. Di satu sisi, PSM terlihat lebih progresif dan tidak lagi pasif saat menghadapi tim besar. Mereka berani menekan, berani memegang bola, dan berani mengambil risiko. Namun di sisi lain, perubahan ini membuka celah—terutama saat transisi bertahan dan pada menit-menit awal pertandingan, ketika konsentrasi belum sepenuhnya terbentuk.

Masalah semakin kompleks ketika kualitas individu tidak selalu sejalan dengan tuntutan sistem baru. Beberapa pemain asing PSM dinilai belum memberikan kontribusi maksimal, baik dari segi produktivitas maupun adaptasi terhadap gaya bermain Tomas. Di sinilah wacana perombakan skuad, khususnya pemain asing, mulai menguat menjelang putaran kedua.

Meski belum diungkap secara terbuka, sinyal dari internal tim mengarah ke evaluasi besar. Tomas Trucha diyakini ingin pemain asing yang bukan hanya kuat secara fisik, tetapi juga cerdas secara taktis—mampu bermain dalam sistem penguasaan bola, cepat dalam transisi, dan klinis di sepertiga akhir lapangan.

Laga melawan Persib Bandung pun menjadi ujian ganda. Bukan hanya soal hasil, tetapi juga tentang sejauh mana progres PSM dalam memahami dan menjalankan filosofi pelatihnya. Persib adalah tim yang efisien, disiplin, dan punya mental juara. Setiap kesalahan kecil bisa berbuah fatal.

Jika PSM kembali kalah dengan skenario serupa—dominan namun tumpul—maka tekanan terhadap Tomas dan skuadnya akan semakin besar. Sebaliknya, jika PSM mampu mencuri poin, itu akan menjadi bukti bahwa proses transformasi masih berada di jalur yang benar.

Apa pun hasilnya di GBLA, satu hal tampak jelas: PSM Makassar sedang menuju titik keputusan. Putaran kedua bukan sekadar kelanjutan musim, melainkan fase koreksi. Dan bagi Tomas Trucha, perombakan—terutama pada sektor pemain asing—bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan untuk membuat PSM benar-benar mampu bersaing dengan tim-tim papan atas, bukan hanya terlihat setara di statistik, tetapi juga di papan skor.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bupati Lamongan Sidak Pengamanan Gereja Jelang Misa Natal
• 15 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Hari Kedua Libur Natal, Jalur Wisata Bandung–Lembang Macet Parah hingga 3 Kilometer
• 1 jam lalurctiplus.com
thumb
Begini Pernyataan Resmi Maarten Paes yang Diisukan Sudah Deal dengan Persib Bandung!
• 1 jam laluharianfajar
thumb
Megawati Hangestri Ungkap Perbedaan Pembinaan Voli di Luar Negeri dan Indonesia
• 2 jam lalutvonenews.com
thumb
Legenda Nottingham Forest, John Robertson, Tutup Usia 72 Tahun: Sang Pahlawan Piala Eropa yang Tak Tergantikan
• 12 jam lalupantau.com
Berhasil disimpan.