Ketika Persija Jakarta Mendukung PSM Makassar Membendung Ambisi Kudeta Persib Bandung

harianfajar
2 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, MAKASSAR — Mental juara Persib Bandung kembali diuji pada fase krusial Super League musim 2025/2026. Setelah sempat terseok-seok di awal kompetisi, tim asuhan Bojan Hodak kini menjelma menjadi ancaman paling nyata bagi dominasi Borneo FC di puncak klasemen. Dengan jarak hanya tiga poin, satu pertandingan saja cukup untuk mengubah peta kekuasaan. Dan di titik inilah PSM Makassar—secara tak langsung—menjadi kepentingan bersama bagi para rival Persib, termasuk Persija Jakarta.

Situasi ini menghadirkan paradoks menarik dalam sepak bola nasional. Persija dan Persib adalah dua musuh bebuyutan dengan rivalitas panjang dan emosional. Namun, ketika kepentingan klasemen berbicara, batas rivalitas bisa mencair. Persija Jakarta, yang telah tersingkir dari jalur perebutan puncak, tentu lebih memilih Borneo FC tetap memimpin ketimbang melihat Persib melakukan kudeta klasemen untuk kedua musim beruntun. Maka, dukungan diam-diam pun mengarah ke Makassar.

Persib saat ini berada di jalur yang mengingatkan pada kisah musim lalu. Ketika banyak tim mulai kehabisan bensin akibat jadwal padat dan tekanan kompetisi, Maung Bandung justru menanjak dengan konsistensi. Mereka perlahan menyalip Persebaya Surabaya, Dewa United, Malut United, hingga Persija Jakarta. Pola yang sama kini kembali terlihat: Persib tak lagi meledak-ledak, tetapi stabil, efisien, dan matang secara mental.

Sementara itu, Borneo FC yang sempat tampak tak tersentuh dengan catatan 11 kemenangan beruntun mulai menunjukkan gejala kelelahan. Intensitas permainan menurun, rotasi pemain terbatas, dan margin kemenangan semakin tipis. Dalam kompetisi panjang seperti Super League, fase seperti ini sering menjadi celah bagi penantang yang sabar dan konsisten—dan Persib berada tepat di posisi itu.

Menjelang laga tunda pekan kedelapan melawan PSM Makassar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu, 27 Desember 2025, Persib datang dengan kepercayaan diri tinggi. Kabar dari ruang ganti pun sepenuhnya positif. Tidak ada pemain yang mengalami cedera serius. Marc Klok, gelandang sentral yang sempat absen saat menghadapi Bhayangkara Presisi, telah pulih dan siap dimainkan. Dengan kembalinya Klok, keseimbangan lini tengah Persib kembali utuh.

Bojan Hodak, pelatih yang dikenal tenang dan pragmatis, memilih pendekatan yang terukur. Ia menolak euforia, meski sadar betul betapa pentingnya laga ini. “Kemenangan adalah recovery terbaik,” ujarnya, merujuk pada padatnya jadwal yang baru saja dilalui timnya. Bagi Hodak, jeda sepekan jelang laga PSM adalah kemewahan yang harus dimanfaatkan dengan bijak, bukan dihabiskan untuk latihan berlebihan.

Alih-alih memforsir fisik pemain, Hodak memprioritaskan pemulihan. Sebelas pemain inti hanya menjalani latihan recovery, sementara pemain lainnya mendapat porsi tambahan. Baru setelah itu, Persib akan masuk ke fase pengasahan taktik—fase yang kerap menjadi kekuatan Hodak dalam membaca dan mematikan permainan lawan.

Pendekatan ini mencerminkan kematangan Persib sebagai tim. Mereka tidak lagi sekadar mengejar kemenangan, tetapi mengelola musim. Dalam konteks perebutan gelar, manajemen energi sering kali sama pentingnya dengan strategi di lapangan.

Di lini belakang, Federico Barba menjadi salah satu simbol kesiapan Persib. Bek asal Italia itu menyatakan kondisinya semakin membaik setelah sempat menjalani latihan ekstra. Barba bukan hanya bek tengah, tetapi juga pemimpin lini pertahanan yang memberi ketenangan bagi rekan-rekannya.

“Saya merasa lebih baik. Latihan ekstra membantu menjaga performa,” kata Barba. Pernyataan sederhana, namun mencerminkan kesiapan mental dan fisik menjelang laga besar.

Namun, PSM Makassar bukan lawan yang bisa diremehkan. Meski performa mereka musim ini belum sepenuhnya stabil, karakter Juku Eja sebagai tim pekerja keras dan disiplin tetap melekat. Dalam banyak kesempatan, PSM justru tampil lebih berbahaya saat berstatus underdog—terutama ketika bermain tanpa beban.

Di titik inilah kepentingan klub-klub lain bertemu. Bagi Persija Jakarta dan tim-tim papan atas yang mulai tertinggal, hasil imbang atau kekalahan Persib adalah skenario ideal. Dukungan kepada PSM mungkin tidak diucapkan secara terbuka, tetapi logika kompetisi membuat arah harapan menjadi jelas.

Jika PSM mampu menahan atau bahkan mengalahkan Persib di GBLA, maka Borneo FC akan tetap tersenyum di puncak klasemen. Sebaliknya, jika Persib menang, tekanan akan sepenuhnya beralih ke Samarinda—dan narasi kudeta klasemen kembali hidup.

Laga ini pun menjelma menjadi lebih dari sekadar pertandingan tunda. Ia adalah simpul kepentingan banyak pihak, ujian mental juara Persib, sekaligus kesempatan bagi PSM Makassar untuk memainkan peran sebagai penyeimbang kekuasaan.

Ketika peluit kick-off berbunyi di Bandung, bukan hanya Persib dan PSM yang bertanding. Ada Persija yang berharap dari kejauhan, ada Borneo FC yang menunggu dengan cemas, dan ada peta persaingan Super League yang siap berubah arah. Dalam sepak bola, terkadang dukungan paling keras justru datang dari pihak yang tak terlihat.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tertinggi Rp6 Juta! Ini Daftar Gaji Minimum 27 Daerah di Jabar 2026, Daerahmu Urutan Berapa?
• 3 jam lalusuara.com
thumb
Natal 2025, Presiden Prabowo Serukan Gotong Royong Nasional
• 22 jam lalutvrinews.com
thumb
Pengamat Soroti Peran Sentral Mendagri Dalam Percepatan Penanganan Bencana Sumatra
• 6 jam lalusuara.com
thumb
Walkot-Kapolresta Kunjungi Gereja di Kota Bogor, Pastikan Natal Berjalan Aman
• 21 jam laludetik.com
thumb
Momen Mendagri dan Para Menteri Pantau Kesiapan Ibadah Malam Natal di Jakarta
• 14 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.