Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menyampaikan naiknya nilai manfaat program pensiun sukarela, tidak lepas dari mulai banyaknya peserta aktif yang memasuki usia pensiun.
Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai tersebut tumbuh 7,96% year-on-year (YoY) menjadi Rp35,34 triliun per Oktober 2025. Di satu sisi, nilai iuran program pensiun sukarela sebesar Rp31,46 triliun.
“Nilai manfaat program pensiun sukarela tumbuh karena peserta aktif mulai memasuki usia pensiun, sehingga manfaat pensiun harus dibayarkan,” kata Humas ADPI Syarifudin Yunus kepada Bisnis, dikutip kamis (25/12/2025).
Bukan hanya itu, lanjutnya, lamanya masa kepesertaan juga menentukan besaran manfaat yang harus dibayarkan. Karena semakin lama menjadi peserta, maka semakin besar manfaat pensiun yang dibayarkan.
Adapun, OJK turut mencatat nilai aset dana pensiun per Oktober 2025 menyentuh Rp400,44 triliun atau tumbuh 5,52% YoY. Syarifudin menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini tumbuh.
“Ini karena peserta existing disiplin iuran bulanan, jumlah peserta baru bertambah, pengelolaan investasi yang optimal, tata kelola yang baik, dan kepatuhan terhadap regulasi,” tuturnya.
Baca Juga
- Nilai Aset Dana Pensiun BCA Tumbuh 3,1% jadi Rp6,08 Triliun
- Ini Tiga Saran Asosiasi DPLK agar Dana Pensiun Tetap Terjaga pada 2026
- ADPI Beberkan Faktor-Faktor Penopang Industri Dana Pensiun pada 2026
Sebab demikian, dia menyarankan agar perusahaan dana pensiun memiliki strategi yang terintegrasi mencakup komitmen jangka panjang, supaya pertumbuhan nilai aset bisa tetap terjaga baik.
“Misalnya dengan adanya stabilitas iuran dan kepesertaan baru, perlu digitalisasi untuk memudahkan akses dana pensiun dan mengelola risiko secara efektif,” sebutnya.
Kendati demikian, Syarifudin berujar kepesertaan baru dan kinerja investasi yang optimal kerap kali menjadi tantangan tersendiri bagi industri dana pensiun. Yang menjadi PR adalah menjaring besarnya angkatan kerja yang belum memiliki perencanaan hari tua pekerja.
Walaupun begitu, ADPI tetap memprediksi pertumbuhan aset dana pensiun di akhir 2025 ini tetap positif, dengan pertumbuhan di kisaran 8%—10%.
“Secara prospek 1-3 tahun ke depan tetap positif, asalkan penetrasi peserta dana pensiun semakin luas, edukasi dilakukan, digitalisasi berjalan, pekerja informal dan individu mudah jadi peserta, iuran dibayar secara disiplin, dan kinerja investasi bagus dan stabil,” tegas Syarifudin.
Senada, Dana Pensiun Pemberi Kerja Penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) Bank Central Asia atau Dapen BCA juga memproyeksikan nilai aset dana pensiun pada akhir 2025 berada pada kondisi stabil, tetapi dengan kecenderungan meningkat secara terbatas, seiring dengan harapan perbaikan kinerja pasar modal Indonesia.
Direktur Utama Dapen BCA Budi Sutrisno menyebut dalam 1–3 tahun ke depan, aset juga diperkirakan tetap terjaga pada level yang relatif stabil, mempertimbangkan proyeksi pembayaran manfaat yang terus meningkat, sementara pendapatan iuran masih relatif stabil.
“Meskipun terdapat selisih antara iuran dan manfaat, kebutuhan dana tersebut diharapkan masih dapat dipenuhi melalui hasil pengembangan investasi yang dikelola secara optimal dan prudent,” katanya.



