FAJAR, MAKASSAR — Dinas Kebudayaan Kota Makassar akan menggelar Gala Premiere Film Daeng Mangalle “Sang Pangeran Makassar” dan Film Syekh Yusuf “Ziarah Panjang Sang Sufi” pada Jumat, 26 Desember 2025, bertempat di Bioskop CGV Panakkukang Square, mulai pukul 13.30 WITA hingga selesai.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian sejarah dan penguatan identitas budaya Makassar melalui medium film. Dua karya yang diputar mengangkat tokoh-tokoh besar asal Sulawesi Selatan yang memiliki pengaruh penting dalam sejarah lokal hingga lintas benua.
Film dokumenter “Ziarah Panjang Sang Sufi” menelusuri perjalanan hidup Syekh Yusuf al-Makassari, ulama besar asal Gowa yang dikenal sebagai tokoh sentral dalam sejarah Islam dan perlawanan terhadap kolonialisme pada abad ke-17. Film ini merekam jejak Syekh Yusuf sejak kelahirannya di Sulawesi Selatan, kiprahnya di Banten, hingga masa pengasingannya di Sri Lanka dan Afrika Selatan. Melalui narasi sejarah lintas wilayah, Syekh Yusuf ditampilkan sebagai pemimpin spiritual, intelektual, sekaligus pejuang kemanusiaan yang warisan pemikirannya masih relevan hingga kini.
Sementara itu, film “Daeng Mangalle: Sang Pangeran Makassar” mengangkat kisah heroik orang-orang Makassar di tanah Siam pada tahun 1686. Berlatar di Ayutthaya, Kerajaan Siam, film dokudrama ini menceritakan kehidupan para pelarian Makassar yang terusir dari tanah kelahirannya akibat konflik dan kolonialisme. Di tengah intrik politik istana dan ketegangan antara kekuatan asing dan bangsawan lokal, sosok Daeng Mangalle muncul sebagai pemimpin perlawanan.
Ketika pasukan kerajaan mengepung Kampung Makassar dan konflik tak terelakkan, Daeng Mangalle memilih bertahan. Dalam situasi penuh keterdesakan—rumah-rumah dibakar, anak-anak diungsikan, dan keluarga berpisah—ia mengangkat badik dan menyerukan perlawanan terakhir, bukan demi kemenangan, melainkan demi Siri’ na Pacce, kehormatan dan harga diri orang Makassar. Film ini merekam hari-hari terakhir komunitas Makassar di Siam, sarat dengan keberanian, pengorbanan, dan pilihan untuk mati sebagai manusia merdeka, bukan tawanan di negeri asing.
Gala premiere ini diharapkan menjadi ruang refleksi sejarah sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengenal lebih dekat tokoh-tokoh besar Makassar yang telah memberi kontribusi penting bagi sejarah Indonesia dan dunia. (*/)




