Jakarta, tvOnenews.com - PSSI akhirnya angkat bicara terkait keputusan memberikan kontrak jangka panjang kepada pelatih baru Timnas Indonesia.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengungkap alasan di balik kebijakan tersebut, sekaligus memastikan federasi kali ini siap berdiri teguh menghadapi berbagai tekanan publik.
Sejak posisi pelatih kepala Timnas Indonesia kosong pada Oktober lalu, PSSI melakukan proses seleksi yang cukup panjang. Sejumlah nama masuk dalam radar, sebelum akhirnya mengerucut menjadi dua kandidat kuat yang belakangan ramai diberitakan media.
Arya yang juga tangan kanan Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan, proses tersebut tidak dilakukan secara terburu-buru. Bahkan, beberapa perwakilan PSSI seperti anggota BTN, Exco, hingga utusan khusus federasi sempat terbang ke Eropa untuk melakukan wawancara langsung dengan para kandidat pelatih.
“Hasil wawancara itu dibahas secara detail. Kelebihan dan kekurangan masing-masing kandidat disampaikan apa adanya, lalu kami diskusikan bersama di rapat Exco,” ujar Arya dikutip dari kanal Youtube Liputan6, Jumat (26/12/2025).
Menurutnya, rapat Exco yang digelar hingga dua kali berlangsung sangat positif dan solid. Seluruh jajaran pengurus, termasuk Ketua Umum Erick Thohir, Wakil Ketua Umum, serta anggota Exco lainnya, menyampaikan pandangan dan saling menguatkan satu sama lain.
“Diskusinya sangat solid. Tidak ada perbedaan pendapat. Semuanya satu suara,” tegas Arya yang dikenal sebagai salah satu tangan kanan Erick Thohir di PSSI.
Salah satu poin penting yang disepakati adalah pemberian kontrak jangka panjang kepada pelatih terpilih, yakni dengan durasi dua tahun plus opsi perpanjangan dua tahun. Kebijakan ini bukan tanpa alasan.
Arya menegaskan, PSSI belajar dari pengalaman sebelumnya, di mana pelatih sudah mendapat penilaian negatif bahkan penolakan publik sebelum benar-benar bekerja. Menurutnya, situasi tersebut kontraproduktif bagi pembangunan tim nasional.
“Kami sepakat, pelatih harus diberi kesempatan. Menilai seseorang sebelum dia bekerja itu tidak fair,” kata Arya.
Karena itu, PSSI berkomitmen untuk konsisten dengan keputusan yang telah diambil. Federasi siap menghadapi tekanan apa pun dan tidak akan mudah mengganti pelatih hanya karena opini publik.


