Rem Blong Saat Turunan, Ahli Ingatkan Bahaya Gunakan Rem Tangan

kumparan.com
7 jam lalu
Cover Berita

Inisiatif memanfaatkan rem tangan atau parking brake saat kondisi darurat rem blong tidak disarankan. Hal ini dikarenakan roda akan dengan mudah terkunci dan menyebabkan kehilangan kendali.

”Tidak pernah direkomendasikan sama sekali (mengerem menggunakan rem tangan) dalam metode safety driving. Kalau dilakukan, rem akan mengunci dan menyebabkan mobilnya tidak terkendali,” ungkap Instruktur Keselamatan Berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu kepada kumparan.

Oleh karena itu, pengemudi sebaiknya memahami gejala-gejala brake failure atau brake fading. Supaya bisa mengambil tindakan antisipasi ketika situasi tersebut terjadi.

Kegagalan fungsi rem utamanya terjadi karena panas berlebih. Khususnya ketika lalu lintas stop and go, rem akan bekerja lebih keras namun tak bisa melepas panas.

”Ketika hill driving di daerah perbukitan, apalagi kondisi traffic tidak lancar, rem akan lebih panas, baik cakram maupun tromol akibat mobil tidak bergerak dan rem tidak menerima aliran udara, alhasil panasnya berlebih,” ucap Jusri.

Apabila suhu rem terus meningkat, akan tiba di kondisi brake failure atau brake fading. Pada situasi ini, rem akan mengalami penurunan performa, membuat jarak pengereman menjadi lebih jauh dibandingkan seharusnya.

”Dampak panas itu akan menyebabkan brake fading. Jarak pengereman menjadi panjang. Untuk menghindari ini pengemudi tidak boleh terlalu sering mengandalkan rem terlalu lama,” ucapnya.

”Kalau (transmisi) manual gunakan gigi rendah untuk memberikan efek engine brake. Untuk matik konvensional pindahkan ke low gear, kalau sudah tiptronic bisa kurangi posisi gigi jadi lebih rendah,” sambung Jusri.

Adapun perlakuan khusus bagi mobil bertransmisi manual adalah jangan menurunkan gigi transmisi ketika di turunan. Sebab, saat menginjak kopling mesin akan melepas engine brake, membuat mobil meluncur tanpa hambatan.

”Lakukan penurunan gigi sebelum turunan, ketika berada di punggungan antara tanjakan dan turunan,” katanya.

Solusi yang bisa dilakukan ketika mengalami brake failure tentu dengan mengorbankan mobil, khususnya ketika turunan. Pengemudi bisa menyandarkan mobilnya ke tebing atau kendaraan lain, dengan catatan bukan ditabrak.

”Harus berhitung, korbankan mobil atau nyawa penumpang atau orang lain? Yang harus dilakukan adalah cari objek keras seperti tebing, gundukan pasir, atau mobil yang sedang parkir untuk diserempet. Supaya membantu pengereman,” pungkas Jusri.

Lajukan mobil menempel dengan tebing atau media lain yang ada. Hal ini ditujukan untuk menyerap energi gerak dari mobil dan menimbulkan gaya gesek, sehingga mobil bisa berhenti.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Cerita Thom Haye untuk Pertama Kalinya Rayakan Natal Jauh dari Keluarga: Semoga Semua Orang Berlibur dengan Bahagia
• 2 jam lalubola.com
thumb
Kakorlantas: 1,2 Juta Kendaraan Keluar Jakarta Saat Puncak Arus Mudik Nataru
• 19 jam laludetik.com
thumb
Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta 2026, Naik jadi Rp 5.729.876
• 22 jam lalucumicumi.com
thumb
Ma’ruf Amin Apresiasi Kesepakatan Muktamar NU Bersama Rais Aam dan Ketum PBNU
• 13 jam laluliputan6.com
thumb
5 Drakor Seru untuk Temani Liburan Natal, Tayang di Netflix!
• 19 jam lalubeautynesia.id
Berhasil disimpan.